
Pesawat Batik Air jenis Boeing 737-800 bernomor registrasi PK-LBS dan TransNusa jenis ATR dengan nomor registrasi PK-TNJ tabrakan di landasan pacu Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (4/4).
Saat itu pesawat Batik Air sedang take off, kemudian pada saat yang bersamaan terdapat pesawat TransNusa yang berada di runway yang sedang di towing menuju hanggar.
Akibat tabrakan itu, pesawat TransNusa rusak pada bagian ekor pesawat dan sayap bagian kiri, sedangkan pada pesawat Batik Air rusak pada bagian ujung sayap sebelah kiri.
“Kerusakan yang terjadi pesawat Boeing Batik ujung sayap kiri patah dan pesawat ATR seri 600 ujung sayap kiri dan ekor yang horizontal (juga) patah,” terang Suprastyo, Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.
Penumpang pesawat Batik Air yang bertabrakan berjumlah 48 dewasa dan satu anak, ditambah tujuh orang kru termasuk dua awak kokpit. Sementara ATR yang terlibat tabrakan, dalam keadaan kosong. Tidak ada korban jiwa pada kecelakaan ini. Semua penumpang dan kru pesawat pesawat dapat dievakuasi dengan selamat.
Seluruh penumpang pesawat selamat, namun mengalami syok. Setelah kejadian pukul 20.00 bandara ditutup hingga pukul 24.00. Pihaknya bersama Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sedang menyelidiki penyebab kecelakaan.
Menindak lanjuti hal ini, digelar konferensi pers yang dihadiri Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Suprastyo, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto, Direktur Utama Angkasa Pura II Budi Karya, Presiden Direktur Lion Air Edward Sirait, otoritas bandara dan pejabat lainnya.
Semua pihak terkait, termasuk petugas air traffic control (ATC) baru akan dimintai keterangan Selasa pagi ini. Tim KNKT sedang melakukan pengumpulan data. Pihaknya menyatakan terlalu dini untuk menyimpulkan penyebab kecelakaan dua pesawat tersebut.
“Kami belum analisa, kalau ditanya kami masih dalam tahap pengumpulan, kami kumpul semua black box besok kami akan download untuk keterangan data-data di kedua pesawat tersebut, dan besok kami kembali ke Halim ambil data dari tower dan petugas lainnya,” ujar Soerjanto, Ketua KNKT.