
Infopenerbangan.com – Paspor merupakan dokumen wajib bagi orang yang akan melakukan perjalanan ke luar negeri selain visa. Jadi umumnya bagi yang akan melakukan perjalanan dari kota keberangkatan ke kota tujuan yang sama-sama berada di wilayah Indonesia, tentunya tidak memerlukan kedua dokumen tersebut.
Namun kali ini sebuah fenomena aneh tengah melanda warga Aceh yang akan bepergian ke Jakarta menggunakan pesawat. Sesuai yang diwartakan serambinews.com, semenjak seminggu terakhir banyak warga Aceh yang akan terbang ke Jakarta ramai-ramai membuat paspor. Setelah ditelusuri, ternyata hal ini terjadi akibat adanya perbedaan harga tiket yang sangat signifikan antara tiket langsung penerbangan domestik rute Banda Aceh (BTJ)-Jakarta (CGK) dengan tiket penerbangan internasional rute Banda Aceh (BTJ)-Kuala Lumpur (KUL)-Jakarta (CGK).
Harga tiket domestik Banda Aceh-Jakarta mencapai Rp 3 juta, sementara harga tiket dari Banda Aceh ke Jakarta via Kuala Lumpur, tidak sampai Rp 1 juta, sehingga banyak warga Aceh yang memilih penerbangan via Kuala Lumpur menggunakan maskapai Air Asia.
Safaruddin SH, Direktur Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) adalah salah satu warga yang ikut membikin paspor baru untuk 3 anaknya dan seorang keluarga lain. Akibat mahalnya harga tiket penerbangan domestik, membuat dirinya harus memilih jalur penerbangan internasional untuk mencapai Malang, Jawa Timur.
Berdasarkan hasil pengecekan di situs penjualan tiket, kata Safaruddin, jika menempuh penerbangan domestik lebih mahal. Harga tiket dari Banda Aceh ke Malang paling murah berkisar antara Rp 3 juta per orang. Jika dengan maskapai Garuda Indonesia, harga tiketnya Rp 4 juta lebih per orang untuk tiket Banda Aceh- Jakarta- Malang. Jika enam orang berarti ia harus mengeluarkan uang sebesar Rp 24 juta. Sementara melalui jalur Banda Aceh- Kuala Lumpur-Surabaya dengan maskapai Air Asia, harga tiketnya adalah Rp 950.000 per orang. Jika untuk 6 orang berarti hanya mengeluarkan uang sebesar Rp 5.700.000.
“Saya bisa menghemat hampir 20 juta Rupiah. Dipotong untuk biaya pembuatan empat paspor sebesar Rp 1.420.000 (Rp 355 ribu per paspor), lalu potong lagi untuk ongkos bus dari Surabaya ke Malang sekitar 500 ribu, saya masih bisa menghemat sebesar 18 juta Rupiah,” ujar Safaruddin.
Anomali harga tiket ini ternyata tak hanya rute tujuan ke Jakarta. warga Aceh yang ingin ke Padang juga memilih menempuh jalur via Kuala Lumpur. Padahal Padang dan Aceh sama-sama berada di Pulau Sumatera.
Adalah Dr M Adli Abdullah MCL, Dosen Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala yang mengungkapkan sering pergi ke Padang melalui Kuala Lumpur.
“Sekarang, kalau mau pergi ke seluruh Indonesia lebih murah naik AirAsia dan kita transit via Kuala Lumpur. Anak saya ada yang kuliah di Universitas Andalas. Nah, kalau saya mau ke Padang dari Aceh, dulu jalurnya adalah Banda Aceh-Kuala Namu-Padang. Tapi sekarang, jalur Banda Aceh-Kuala Lumpur-Padang jauh lebih murah,” ujarnya.
Adli pun membanding, Banda Aceh-Padang naik AirAsia via Kuala Lumpur ongkosnya hanya Rp 826.000. Sedangkan Padang-Medan saja naik Lion Air tiketnya Rp 1.464.000. Belum lagi ongkos Banda Aceh-Medan.
Lukman Age, Bendahara DPP Partai Nanggroe Aceh, menulis status di Facebooknya tentang tiket pesawat domestik yang kenaikan harganya gila-gilaan dalam sepekan terakhir. Tiket pesawat dari Banda Aceh (BTJ) ke Perth, Australia (PER), via Kuala Lumpur (KUL) hanya Rp 1.665.000. Sedangkan Banda Aceh ke Jakarta paling murah Rp 2.205.000.
Sementara itu, Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Prof Dr Ahmad Humam Hamid MA mengutip informasi yang dia peroleh dari temannya yang bekerja di imigrasi. Bahwa 80 persen penumpang AirAsia dari Indonesia setiba di Kuala Lumpur melanjutkan penerbangannya ke Jakarta, Bandung, atau Surabaya. Itu karena harganya lebih murah.
Hal senada juga diutarakan oleh pihak travel di Banda Aceh, dimana belakangan ini semakin banyak penumpang yang memilih terbang dari Banda Aceh ke Kuala Lumpur terlebih dahulu sebelum ke Jakarta atau sebaliknya, karena harga tiketnya lebih murah. Warga Aceh berharap kenaikan harga tiket untuk penerbangan domestik hendaknya segera ditinjau kembali oleh Menteri Perhubungan.