Infopenerbangan,- Gunung Anak Krakatau (GAK) yang terletak di Selat Sunda Provinsi Lampung kembali meletus. Terkini letusannya sebanyak 56 kali dengan tinggi kolom abu mulai 200 meter hingga 1.000 meter di atas puncak kawah.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyebut letusan disertai dengan lontaran abu vulkanik, pasir dan suara dentuman. Secara Visual pada malam hari teramati sinar api dan guguran lava pijar.
Meski begitu, letusan GAK tidak membahayakan pesawat terbang.
“Tidak membahayakan penerbangan pesawat terbang. VONA (Volcano Observatory Notice For Aviation) orange. Jalur pelayaran di Selat Sunda pun tetap aman. Letusan juga tidak berbahaya selama berada di luar radius 1 km dari puncak kawah.” Ujar Sutopo, Kamis (12/7).
Sutopo menyebut letusan GAK adalah hal yang biasa. Gunung ini masih aktif untuk tumbuh besar dan tinggi dengan melakukan erupsi.
“Gunung Anak Krakatau baru muncul dari permukaan laut tahun 1927. Rata-rata tambah tinggi 4-6 meter per tahun. Energi erupsi yang dikeluarkan juga tidak besar. Sangat kecil sekali peluang terjadi letusan besar seperti letusan Gunung Krakatau pada 1883. Bahkan beberapa ahli mengatakan tidak mungkin untuk saat ini. Jadi tidak perlu dikhawatirkan.” Lanjutnya.
Akan tetapi, Sutopo tetap mewanti-wanti masyarakat agar tidak menjalani aktivitas dalam radius 1 kilometer dari puncak kawah.
“Di luar itu aman. Justru dapat menikmati fenomena erupsi Gunung Anak Krakatau dari tempat aman.” Paparnya.
(*/TZ)