
Infopenerbangan.com – Pernakah anda mengalami sakit telinga ketika sedang naik pesawat. Telinga adalah salah satu organ yang sangat sensitif terhadap perubahan tekanan udara, Perubahan tekanan ini yang kemudian menimbulkan rasa tidak nyaman di telinga, atau disebut sakit telinga barotrauma.
Sakit telinga barotrauma terjadi karena adanya perubahan tekanan udara sekitar. Normalnya, organ telinga yang bernama tuba Eustachius bekerja mengatur agar tekanan udara di telinga bagian dalam sebisa mungkin kurang lebih harus sama dengan tekanan udara luar sehingga tidak akan menimbulkan masalah.
Masalah baru akan muncul ketika terjadi perubahan tekanan yang sangat cepat dan mendadak. Misalnya saja saat Anda naik pesawat. Semakin naik posisi Anda di udara, tekanan udara sekitar akan semakin rendah. Sama halnya seperti ketika Anda menyelam. Semakin dalam Anda menyelam, tekanan air akan semakin tinggi.
Perubahan ketinggian dan tekanan udara yang drastis dalam waktu singkat membuat telinga Anda tidak sempat beradaptasi untuk menyamakan kedudukan. Tekanan udara di telinga dalam akan jadi tidak seimbang dengan tekanan di luar. Kemudian, membran timpani atau gendang telinga akan membengkak.
Peregangan bentuk gendang telinga yang terpengaruh oleh tekanan udara inilah yang menyebabkan telinga sakit saat naik pesawat atau menyelam dalam air. Selama waktu Anda di udara atau dalam air, gendang telinga yang bengkak tidak dapat bergetar sehingga pendengaran Anda juga terasa penuh seperti tersumbat dan suara seperti teredam karena tuba Eustachius tersumbat oleh tekanan udara tersebut.
Selain menyebabkan rasa tidak nyaman, sakit telinga barotrauma juga memunculkan gejala lain seperti, kesulitan mendengar, pusing, dalam elinga terasa penuh.
Sebagian besar kasus barotrauma telinga bisa sembuh sendiri tanpa harus diobati, tapi Anda bisa mempercepat pemulihannya dengan beberapa trik di bawah ini untuk membantu membuka tabung eustachius yang tersumbat. Dengan begini, sirkulasi udara yang masuk dan keluar telinga tengah bisa kembali lancar sehingga hingga kondisi tekanannya seimbang.
Teknik sederhana ini untuk meredakan gejala, buat gerakan mengunyah, menguap, menelan, atau mengisap permen saat di pesawat, tetap melek saat lepas landas dan mendarat di pesawat terbang.
Sumber ( Dr.Wendry W.P Pelupessy, MKK, DKK, AME, HMA )
Ahli Kedokteran Okupasi & Aviasi