Infopenerbangan,- PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I menargetkan 13 bandara yang dikelolanya menjadi kelas dunia. Untuk merealisasikan target tersebut, perbaikan infrastruktur terus digenjot dan menyiapkan dana Rp 18,8 triliun untuk semua bandara di tahun ini.
Direktur Operasi AP I Wendo Asrul Rose, mengungkapkan, Bandara I Gusti Ngurah Rai menjadi sorotan dunia dan sudah menuju kelas dunia. Namun Wendo menegaskan bandara lainnya tidak ditinggalkan.
“Bandara yang jadi sorotan dunia adalah Ngurah Rai, kita harus tunjukkan, walau tidak ada bandara yang ditinggalkan. Tahun ini Rp 18,8 triliun (untuk 13 bandara),” tutur Wendo saat konferensi pers di Semarang, kemarin.
Anggaran tersebut digunakan untuk membangun infrastruktur bandara di Indonesia. Tiga yang pembangunannya diprioritaskan yaitu Bandara Ahmad Yani Semarang, Syamsyudin Noor Banjarmasin, dan Kulonprogo.
“Kriteria world class berdasar definisi internasional yaitu memberi kepuasan kepada penumpang,” tandasnya.
Menurutnya, menjadi kelas dunia tidak hanya terkait pelayanan penumpang tapi juga pengelolaan bandara dan keselamatan pekerja. Dan untuk pertama kalinya, sertifikat sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) dengan bendera emas dari Kementerian Tenaga Kerja diberikan kepada Bandara Ahmad Yani Semarang.
“Sertifikat ini merupakan komitmen Angkasa Pura I pada pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja dalam menjalankan bisnis kebandarudaraan sesuai amanat pada Peraturan Pemerintah RI nomor 50 Tahun 2012 tentang penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja,” tandasnya.
Selain Bandara Ahmad Yani, ada 3 bandara yang direkomendasikan mendapat sertifikat SMK3 dan sudah mendapat sertifikat Occupational Helath and Safety Assessment Series (OHSAS) 18001:2007. Bandara tersebut yaitu I Gusti Ngurah Rai Bali, Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan dan Adi Soemarmo Solo.
General Manajer Bandara Ahmad Yani Semarang, Maryanto mengatakan, ada 166 kriteria yang diaudit untuk mendapatkan sertifikat tersebut. Ternyata meski bandara Semarang tidak besar, bisa memenuhi kriteria itu.
“Dengan kondisi terbatas, kita dapat kategori gold dalam sistem keamanan kerja. Kita ada karyawan tetap dan outsourcing total 322 orang,” kata Maryanto.
Setelah mendapatkan sertifikat SMK3 ini, lanjut Maryanto Bandara Ahmad Yani akan mempertahankan apa yang sudah dilakukan sesuai dengan regulasi yang ditetapkan.
Oleh sebab itu Angkasa Pura I akan menerapkan SMK3 di seluruh bandara miliknya. Target yang ditetapkan yaitu bandara di Indonesia masuk ke salah satu terbaik di Asia. (*/NP)