InfoPenerbangan,- Di dunia penerbangan, panjang landasan pacu (runway) adalah faktor penting yang menentukan jenis pesawat yang bisa mendarat dan lepas landas di suatu bandara.
Bandara dengan landasan pacu yang pendek sering kali berada di lokasi-lokasi terpencil atau daerah yang memiliki keterbatasan geografis, seperti pegunungan atau pulau-pulau kecil. Berikut adalah lima bandara dengan landasan pacu terpendek di dunia yang menantang namun tetap menjadi jalur penting bagi transportasi udara.
1. Juancho E. Yrausquin Airport (Saba Island, Karibia Belanda)
Panjang Landasan Pacu: 400 meter
Juancho E. Yrausquin Airport di Saba Island, sebuah pulau kecil di Karibia Belanda, memiliki landasan pacu terpendek yang terdaftar secara internasional. Dengan panjang hanya 400 meter, landasan ini sangat menantang dan hanya dapat digunakan oleh pesawat kecil seperti De Havilland Dash 8 atau pesawat jenis kecil lainnya.
Keunikan lainnya adalah lokasi bandara yang berada di ujung tebing dengan laut yang mengelilinginya. Pendaratan dan lepas landas di sini memerlukan keterampilan tinggi dari pilot, karena ada tebing yang curam di salah satu ujung landasan dan samudra di ujung lainnya. Meskipun berisiko, bandara ini merupakan satu-satunya jalur udara yang menghubungkan pulau Saba dengan pulau-pulau terdekat.
2. Tenzing-Hillary Airport (Lukla, Nepal)
Panjang Landasan Pacu: 527 meter
Terletak di kaki Himalaya, Tenzing-Hillary Airport di Lukla adalah salah satu bandara paling terkenal dan paling menantang di dunia. Dengan panjang landasan pacu 527 meter, bandara ini melayani para pendaki gunung yang menuju ke Everest Base Camp.
Landasan pacunya yang pendek dan curam, serta kondisi cuaca yang sering berubah dengan cepat, membuat pendaratan dan lepas landas di Lukla menjadi tugas yang sangat sulit.
Satu sisi landasan pacu menghadap ke gunung, sementara sisi lainnya mengarah ke jurang yang dalam, menambah tingkat kesulitan bagi pilot. Meskipun demikian, bandara ini sangat penting untuk akses ke wilayah terpencil Nepal.
3. Courchevel Altiport (Courchevel, Prancis)
Panjang Landasan Pacu: 525 meter
Courchevel Altiport terletak di kawasan pegunungan Alps Prancis, di dekat resor ski terkenal Courchevel. Bandara ini memiliki panjang landasan pacu 525 meter, dan digunakan terutama untuk penerbangan kecil yang membawa wisatawan ke daerah ski.
Landasan pacunya sangat pendek dan memiliki kemiringan hingga 18,5%, yang membuat pendaratan dan lepas landas menjadi lebih sulit, terutama dalam kondisi cuaca buruk. Dengan medan pegunungan yang menantang, Courchevel Altiport adalah salah satu bandara yang paling menuntut keterampilan pilot.
4. Gustaf III Airport (Saint Barthélemy, Karibia)
Panjang Landasan Pacu: 650 meter
Bandara Gustaf III, yang terletak di pulau Saint Barthélemy di Karibia, memiliki landasan pacu sepanjang 650 meter. Meskipun panjangnya lebih panjang dibandingkan dengan bandara lainnya dalam daftar ini, Gustaf III masih dianggap memiliki landasan pacu yang cukup pendek, terutama untuk pesawat yang lebih besar.
Bandara ini sangat populer di kalangan turis kaya yang mengunjungi Saint Barthélemy. Terkadang, hanya pesawat kecil dan helikopter yang dapat mendarat di sini, karena landasan pacu yang terbatas serta adanya bukit dan laut di sekitar bandara. Pilot harus sangat berhati-hati karena landasan pacu yang cukup pendek ini tidak memberi banyak ruang untuk kesalahan.
5. Wellington International Airport (Wellington, Selandia Baru)
Panjang Landasan Pacu: 1.165 meter (untuk landasan pacu dengan rute melawan angin)
Meskipun tidak sependek bandara lainnya dalam daftar ini, Wellington International Airport di Wellington, Selandia Baru memiliki landasan pacu yang relatif pendek dibandingkan dengan bandara internasional lainnya, dengan panjang 1.165 meter untuk landasan pacu utama.
Bandara ini terkenal karena terletak di wilayah yang penuh dengan angin kencang dan sering menghadapi kondisi cuaca yang sangat berubah-ubah, yang membuat penerbangan di sini menjadi lebih menantang, terutama saat pesawat harus lepas landas atau mendarat melawan angin yang kuat. Selain itu, bandara ini terletak di wilayah berbukit, yang menyebabkan ruang manuver untuk pendaratan atau lepas landas menjadi terbatas.
Faktor-Faktor yang Membuat Bandara dengan Landasan Pacu Pendek Menjadi Tantangan
Bandara dengan landasan pacu pendek umumnya memiliki kondisi geografis yang memengaruhi desain dan panjang landasan pacu, seperti pegunungan, pulau-pulau kecil, atau area yang memiliki ruang terbatas untuk pembangunan bandara. Beberapa faktor lain yang membuat bandara dengan landasan pacu pendek sangat menantang antara lain:
- Geografi: Bandara yang terletak di daerah pegunungan atau pulau dengan ruang terbatas biasanya memiliki landasan pacu yang lebih pendek dan curam, mengurangi jarak yang tersedia untuk lepas landas atau pendaratan.
- Cuaca: Banyak dari bandara ini terletak di wilayah yang rentan terhadap cuaca buruk atau angin kencang yang bisa memperburuk kesulitan dalam lepas landas atau pendaratan.
- Jenis Pesawat: Hanya pesawat kecil dengan kapasitas penumpang terbatas yang bisa menggunakan bandara-bandara ini. Pesawat yang lebih besar membutuhkan landasan pacu yang lebih panjang untuk mendarat atau lepas landas dengan aman.
- Keterampilan Pilot: Penerbangan di bandara dengan landasan pacu pendek membutuhkan keterampilan tinggi dari pilot karena risiko yang lebih tinggi dan ruang manuver yang terbatas.(*)