Hot NewsNews

AERCAP CABUT GUGATAN PAILIT GARUDA

InfoPenerbangan,- Maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) batal digugat pailit oleh Lessor Aercap Ireland Limited (Aercap) usai menandatangani Global Side Letter Agreement pada 28 Juli 2021 lalu. Aercap merupakan salah satu lessor pesawat Garuda Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Direktur Teknik Garuda Rahmat Hanafi dalam Laporan Informasi dan Fakta Material Nomor Garuda/JKDE/20042/2021 yang diunggah di laman keterbukaan informasi BEI tertanggal 30 Juli 2021.

“Melalui penandatangan Global Side Letter tersebut, Aercap setuju antara lain untuk menghentikan gugatan/ legal proceeding berupa gugatan pailit yang telah diajukan Aercap terhadap perseroan di Supreme Court di New South Wales pada 21 Juni 2021,” kata Hanafi dalam surat tersebut, dikutip Senin (2/8/2021).

Di sisi lain, maskapai pelat merah itu sepakat untuk menerbangkan dan merelokasi 9 pesawat B737 800NG yang disewa perseroan pada lokasi yang telah disetujui.

Hanafi memastikan seluruh aspek kegiatan operasional penerbangan perseroan akan tetap berlangsung normal. Dalam hal ini, perseroan berkomitmen untuk mengoptimalkan ketersediaan layanan penerbangan yang aman dan nyaman, baik untuk penumpang maupun kargo.

“Perseroan turut memastikan bahwa tindak lanjut dari kesepakatan dengan Aercap akan dilaksanakan dengan senantiasa mengedepankan prinsip-prinsip Good Corporate Governance.

Adapun perusahaan baru saja melaporkan laporan keuangannya untuk periode yang berakhir pada Maret 2021 lalu.

Garuda masih mencatatkan rugi bersih US$ 384,35 juta atau setara dengan Rp 5,57 triliun (kurs Rp 14.500/US$) di kuartal I-2021, naik dari periode yang sama tahun sebelumnya rugi bersih US$ 120,16 juta atau setara Rp 1,74 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan publikasi, dikutip Senin (2/7), rugi bersih GIAA terjadi di tengah penurunan pendapatan. Perusahaan mencatatkan pendapatan total mencapai US$ 353,07 juta atau setara Rp 5,12 triliun, turun 54% dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 768,12 juta.

Secara rinci, pendapatan penerbangan berjadwal turun menjadi US$ 278,22 juta dari sebelumnya US$ 654,53 juta.

Pendapatan dari penerbangan tidak berjadwal justru naik menjadi US$ 22,78 juta dari sebelumnya US$ 5,32 juta, dan pendapatan lainnya menjadi US$ 52,06 juta dari sebelumnya US$ 108,28 juta.

Beban perusahaan berhasil dipangkas menjadi US$ 702,18 juta dari sebelumnya US$ 945,71 juta.

Penurunan beban cukup besar terjadi di beban operasional penerbangan menjadi US$ 392,26 juta, lalu beban umum dan administrasi jadi US$ 46,26 juta, beban bandara US$ 46,07 juta, beban tiket, penjualan dan promosi menjadi US$ 22,93 juta, dan beban pelayanan penumpang jadi US$ 22,23 juta. (*)

Tags

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close