Infopenerbangan – AirAsia Bhd, maskapai berbiaya murah (LCC) terbesar di Asia, melaporkan kerugian bersih kuartal ke-III 2015, Kamis (26/11). Seperti yang diberitakan reuters.com, maskapai yang didirikan oleh Tony Fernandes ini, telah memberikan pelaporan segmental dari asosiasi untuk pertama kalinya. Secara keseluruhan, AirAsia Group melaporkan kerugian bersih 406 juta ringgit ($ 96 juta) untuk kuartal ke-III 2015 ini. Hal ini berbanding terbalik dengan tahun lalu, dimana Air Asia mampu meraup laba bersih 5,4 juta ringgit pada periode yang sama tahun lalu. Kerugian tersebut diakibatkan oleh rugi selisih kurs dan nilai saham pada perusahaan afiliasi Indonesia AirAsia.
Hasil kuartal ke-III untuk Indonesia AirAsia dilaporkan mengalami kerugian setelah pajak sebesar $ 19,9 juta. Kerugian ini sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya, dimana maskapai asosiasi Indonesia ini mengalami kerugian sebesar 469 juta ringgit atau sekitar $ 113,6 juta ($ 1 = 4,217 ringgit).
Fernandes menyebutkan bahwa, kerugian tersebut disebabkan oleh rugi selisih kurs dan kerugian saham serta biaya yang terkait dengan penjualan dan penyewaan kembali pesawat.
Ia melihat ini sebagai kemunduran sementara, namun ia optimis akan ada perubahan di tahun mendatang setelah serangkaian headwinds yang mempengaruhi kinerja AirAsia. (Glh)
Baca juga: (IATA Pangkas Prediksi Pertumbuhan Penumpang Menjadi 38%)