Kementerian Perhubungan mengalokasikan dan Rp 50 miliar dari APBN 2015 untuk proyek peningkaran infrastruktur di Bandar udara Blimbingsari, Banyuwangi, Jawa Timur, hal itu terungkap saat dijelaskan oleh Kepala Bandara Blimbingsari Sigit Widodo yang menjelaskan bahwa landasan diperpanjang dari 1.800 meter menjadi 2.250 meter pada tahun ini.

Selain digunakan untuk memperpanjang landasan pacu, anggaran itu dipakai untuk membiayai pembuatan jalur taksi dan perluasan area parkir pesawat. “Proyek itu sedang dilelang,” kata Sigit Widodo seperti dilansir tempo.co.id Kamis, 28 Mei 2015. Proyek ini ditargetkan selesai pada akhir 2015.

Dengan perpanjangan landasan itu, Bandara Blimbingsari bisa diterbangi pesawat jenis jet atau Boeing 737 berkapasitas minimal 100 orang. Sedangkan landasan yang panjangnya 1.800 meter hanya bisa didarati pesawat jenis ATR berkapasitas 70 orang.

Sigit berharap, dengan landasan yang panjang, maskapai penerbangan bisa mendatangkan pesawat lebih besar. “Sehingga jumlah penumpang bisa lebih banyak terangkut.”

Saat ini ada tiga penerbangan komersial yang beroperasi di Blimbingsari. Dua di antaranya berasal dari maskapai Garuda Indonesia, yang melayani rute Surabaya-Banyuwangi (PP) dan Denpasar-Banyuwangi (PP). Sedangkan satu penerbangan sisanya mengambil rute Surabaya-Banyuwangi (PP) dengan operator Wings Air. Rata-rata tingkat keterisian rute Surabaya-Banyuwangi mencapai 70 persen. Sedangkan rute Denpasar-Banyuwangi 50-60 persen.

Jumlah penumpang yang diangkut Garuda Indonesia pada April 2015 sebanyak 18.736 orang dan Wings Air 14.818 orang. Artinya, dalam satu bulan ada 34.655 penumpang.

Selain melayani penerbangan komersial, Bandara Blimbingsari menjadi tempat berlatih tiga sekolah pilot. Yakni Pilot School Banyuwangi, Bali International Flight Academy (BIFA), dan Mandiri Utama Flight Academy (MUFA). Selama April 2015, menurut Sigit, pergerakan pesawat BIFA tercatat sebanyak 2.533 kali, Pilot School Banyuwangi 558 kali, dan MUFA 160 kali. (*/Fjn)

(Foto : Shasya A. Santoso)