Infopenerbangan,- Citilink Indonesia terus melakukan berbagai upaya yang dapat meningkatkan produktivitas kerja dan kualitas pelayanan penerbangan, termasuk memperluas teknologi digital di semua aspek korporasi.
Hal tersebut akan mempercepat peningkatan profit, efisiensi biaya dan mendorong terciptanya loyalitas konsumen yang semakin baik. Sebagai maskapai berbiaya murah pemanfaatan teknologi digital mutlak dilakukan sehingga manfaatnya dapat langsung dirasakan.
“Dalam era digital bisnis, maskapai harus bisa menjaga struktur biayanya tetap efisien dengan pelayanan yang maksimal. Dengan demikian optimalisasi kegiatan operasional harian penerbangan yang kompleks bisa terkelola efektif dan efisien,” kata Vice President Information Technology Citilink Indonesia Achmad Royhan di Jakarta, Minggu (18/2/2018).
Menurutnya, hal itu menyikapi hasil studi bisnis Microsoft yang memperkirakan lonjakan cukup besar dalam transformasi digital di seluruh perekonomian Asia Pasifik, dan pengaruhnya bagi industri penerbangan. Studi yang melibatkan 15 negara Asia Pasifik tersebut memperlihatkan bahwa transformasi digital telah mengubah dengan cepat pola bisnis tradisional.
Dalam studi Microsoft yang dirilis resmi awal pekan, Citilink Indonesia dijadikan contoh oleh Microsoft Asia Pasifik sebagai perusahaan yang berhasil melakukan transformasi digital dan mampu membuat pertumbuhan positif perusahaan secara signifikan.
Studi Microsoft menyebutkan, transformasi digital di Indonesia akan menyumbang sebesar USD22 miliar pada produk domestik bruto (PDB) hingga 2021 dan meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi 0,4% per tahun.
Melalui pengelolaan data yang maksimal tentunya dapat meningkatkan aspek kualitas layanan, proses bisnis dan margin serta mendorong tingkat kepuasan pelanggan. Citilink Indonesia juga sejak awal memposisikan diri sebagai IT-based company. Semua prosesnya menggunakan sistem dan aplikasi sehingga data tersimpan dengan baik.
“Sejak tansformasi digital dilakukan empat tahun lalu, terlihat jelas ekspansi bisnis Citilink Indonesia berlangsung cepat. Inovasi bisnis bisa segera diciptakan dan direalisasikan,” imbuhnya.
Dia menerangkan, transformasi digital itu mendapat pengakuan dan penghargaan dari Skytrax dengan meraih predikat maskapai berbiaya rendah bintang empat pada awal Februari. Di mana salah satu aspek yang diaudit secara ketat oleh Skytrax adalah manfaat teknologi informasinya.
Royhan mejelaskan, dalam industri penerbangan terdapat dua sektor krusial dalam memanfaatkan data adalah bidang operasional dan penjualan. Pada sisi operasional data digunakan untuk meningkatkan ketepatan waktu penerbangan, efisiensi dalam pengaturan kru dan rotasi pesawat.
Sementara dari sisi penjualan, data mengenai tingkat keterisian pesawat dan ASK (average seat per kilometer) digunakan untuk memberikan tarif paling optimal dari setiap rute. Demikan juga dengan data pembelian di online travel agent bisa digunakan untuk menyusun strategi penjualan dan marketing. (*/NP)