Infopenerbangan,- Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Airnav Indonesia) menyampaikan bahwa erupsi Gunung Agung tidak berdampak pada kegiatan penerbangan di wilayah Bali.
“Kami memantau perkembangan aktivitas Gunung Agung dengan sangat ketat dan melakukan koordinasi dengan banyak pihak terkait,” ujar Direktur Operasi AirNav Indonesia Wisnu Darjono dalam keterangan tertulis.
Meskipun demikian, Wisnu mengatakan ada tiga penerbangan yang dialihkan dan tiga penerbangan lain yang memutar balik ke bandara asal.
“Semuanya adalah penerbangan internasional, dari Singapura dan Sydney, pengalihan tersebut adalah kebijakan maskapai penerbangan berdasarkan keputusan otoritas negara masing-masing. Yang jelas kami pastikan bahwa rute penerbangan dan bandara Ngurah Rai Denpasar, Bali sampai saat ini aman untuk penerbangan,” ucap Wisnu.
Penerbangan yang dialihkan adalah Jet Star JQ37 dialihkan ke Darwin dan kemudian kembali ke Melbourne, JQ127 dialihkan ke Darwin dan kemudian kembali ke Adelaide, serta VA055 dari Port Headland dialihkan ke Sidney.
Tiga penerbangan yang kembali ke bandara asal (RTB) adalah JQ35 kembali ke Melbourne, QF43 kembali ke Sidney dan KL835 kembali ke Singapura.
Selain itu juga ada enam penerbangan JetStar yang batal terbang yaitu JQ38 DPS-SYD, JQ116 PER-DPS-SIN, JQ128 DPS-ADL, JQ36 DPS-MEL, JQ102/101 TSV-DPS-TSV, JQ117 SIN-DPS-PER.
Wisnu mengatakan AirNav terus memonitor keberadaan debu vulkanik di bandara Ngurah Rai dengan paper test Darwin Volcanic Ash Advisory Center (DVAAC) dan koordinasi erat dengan BMKG, PVMBG/posko aktif.
“Hasil paper test tidak terpantau abu vulkanik,” kata Wisnu.
Meski demikian, AirNav Indonesia terus memantau perkembangan secara ketat dan menyiagakan seluruh personilnya,” katanya.
Dia menyampaikan AirNav tetap menjadikan Faktor Keselamatan sebagai prioritas pertama dalam menyikapi sebaran Abu Vulkanik dibandara dan di rute-rute penerbangan.
“Pada bulan September lalu kami sudah mengumpulkan seluruh manajer umum di bandara-bandara yang akan dijadikan ‘alternate’ dan menyiapkan skenario-skenario bila terjadi peningkatan, sehingga masyarakat agar tetap tenang dan yakin atas keselamatan penerbangan,” katanya. (*/NP)