InfoPenerbangan,- PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menampilkan model pesawat amfibi N219 dalam pameran industri pertahanan terbesar di Asia Tenggara, Indo Defence 2022 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta yang diselenggarakan sejak tanggal 2 – 5 November 2022.
Selain pesawat N219, dalam pameran tersebut PT DI juga menampilkan model pesawat jenis CN235, NC212i yang merupakan produk unggulan PTDI.
Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Gita Amperiawan menjelaskan saat ini N219 versi Amfibi masih dalam pengembangan dan merupakan salah satu produk utama yang dipamerkan dalam Pameran Indo Defense Expo & Forum 2022 di JI Expo Kemayoran.
Pengembangan produk tersebut juga telah mendapatkan dukungan dari sejumlah Kementerian Lembaga di antaranya Kementerian Perhubungan, Kementerian Pertahanan, dan Bappenas.
Gita mengatakan saat ini pihaknya menargetkan proses sertifikasi akan selesai pada 2024. Sehingga diharapkan masuk kepada komersialisasi pada 2025.
Diketahui, pesawat amfibi N219 ini dapat lepas landas di darat maupun permukaan air seperti danau, sungai besar, teluk hingga laut.
Dengan adanya inovasi transportasi udara ini, terbuka kemungkinan dicapainya semua tujuan, seperti layanan perjalan dinas pemerintahan, perusahaan migas, layanan kesehatan masyarakat, SAR dan penanggulangan bencana, pengawasan wilayah maritim serta di pariwisata Nusantara melalui jalur laut dapat dilakukan dengan cepat menggunakan pesawat N219.
Berbagai wilayah di Indonesia yang berpotensi menggunakan pesawat N219 Amfibi di antaranya pulau Belitung, pulau Derawan, pulau Sebukuh, pulau Rumberpon, Raja Ampat, Teluk Cendrawasih, Danau Sentani, Bunaken, Wakatobi, Pulau Moyo, Bali, Karimun Jawa, Kepulauan Seribu, Teluk Kiluan, Danau Toba.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto yang meninjau pesawat amfibi yang dipamerkan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Indo Defence Expo & Forum 2022 memberikan apresiasi atas kemajuan industri pertahanan dalam negeri.
Menurut Jokowi, berkembangnya industri pertahanan yang dikelola BUMN dan swasta karena pemerintah telah memberikan ruang yang luas kepada swasta untuk ikut membangun industri pertahanan Indonesia.
“Saya kira ini sebuah perkembangan yang sangat baik dan yang paling penting kita bisa mengadopsi sebanyak mungkin teknologi-teknologi baru di bidang pertahanan militer. Yang paling penting itu,” ujarnya. (*)