Akibat asap sejumlah maskapai mengubah jadwal terbang karena asap menyelimuti Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. Kondisi itu terpaksa dilakukan maskapai yang memiliki rute terbang menuju atau dari Pekanbaru karena kabut asap pekat.
“Sejak 2 September lalu, sebagian besar maskapai reschedule (ubah jadwal) terbang dari pagi jadi siang hari,” papar Kepala Divisi Pelayanan dan Operasi AP II Cabang Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Hasturman Yunus di Pekanbaru, Selasa.
Seperti pada Senin (14/9), jarak pandang bagi pilot pesawat terbang yang dirilis 30 menit sekali oleh Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyebutkan wilayah sekitar bandara hanya berkisar 80 meter akibat tertutup kabut asap.
Menjelang siang hari, jarak pandang bagi pilot tidak kunjung membaik karena berada pada posisi antara 150 sampai 200 meter atau sangat terbatas yang dinilai bahaya untuk keselamatan penumpang terutama saat melakukan take off (tinggal landas), seperti di lansir antaranews.com
Sedangkan dari udara, lanjut dia, pilot tidak bisa melihat secara visual posisi atau letak runway (landasan pacu) bandara, sehingga pesawat tidak bisa landing (mendarat) dan berakibat pembatalan penerbangan sejumlah rute baik domestik atau internasional.
“Jarak pandang ketika harus minimal 1.000 meter, kami melihat tren saat ini, rata-rata biasanya di atas jam 11.00 WIB itu sudah bisa landing. Tapi ada beberapa hari termasuk kemarin tidak bisa (pesawat) landing,” terangnya.
Berdasarkan data Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, setiap hari tidak kurang dari 60 kali pesawat terbang melakukan aktivitas landing atau pendaratan dan lepas landas.
Aktivitas penerbangan itu dilakukan oleh 11 maskapai baik rute domestik dan internasional seperti Lion Air, Garuda Indonesia, Batik Air, Indonesia AirAsia, Citilink, Susi Air, Silk Air, AirAsia, Firefly, Sriwijaya Air dan Malindo Air.