Infopenerbangan,- Carut marut lalu lintas udara semua dikendalikan dari tower oleh pengatur lalu lintas udara.Tower, secara harafiah berarti menara, tetapi di dunia penerbangan unit ini bernama “Aerodrome Control Tower”. Tempat untuk mengatur pesawat yang ada di bandara.Unit ini bertanggung jawab terhadap pengaturan pesawat udara di Bandar udara (Manoeuvring area) dan yang terbang di sekitar bandara (vicinity of aerodrome). Pada intinya mulai dari pesawat bergerak sampai pesawat kembali parkir di tempat tujuannya dibawah pengaturan dan pelayanan ATC.
Mengatasi Kejenuhan
Disiplin dan tanggung jawab yang tinggi, jam kerja di ATC di atur secara bergiliran yang di sebut “rolling” atau “shift”. Bidang pekerjaannya dibagi dalam beberapa unit, untuk Bandar Udara Soekarno Hatta diantaranya:
Clearance Delivery, unit yang member informasi semua rute penerbangan, ketinggian pesawat yang diminta atau di izinkan untuk terbang ketujuan.
Ground Control,mengatur semua pergerakan mulai pesawat itu push back, sampai pesawat ke taxi way, menanti di ujung runway untuk take off.
Assistant Tower Controller, tugasnya membantu aktifitas stower controller.Sedangkan tower controller sendiri mengatur take off dan landing pesawat.
Stress di ATC
Pengatur lalu lintas udara adalah satu profesi yang memiliki tingkat stress cukuptinggi. Selain tingginya pertumbuhan jumlah lalu lintas udara lingkungan tempat dimana ATC kerja turut menimbulkan dampak bagi kinerja seorang pengatur lalu lintas udara atau yang lebih disebut ATC.
Stress tinggi yang menyerang petugas di ATC, diantaranya ada 3 hal, yaitu : kompleksitas lalu lintas udara, pertumbuhan traffic yang tidak diimbangi oleh pengaturan slot penerbangan yang baik dan cuaca buruk yang tidak terduga.
Penyebab stress yang lain adalah :
- Permintaan dari berbagai pihak, prosedur operasi, tekanan waktu, harus mengambil keputusan dalam kondisi yang takut konsekuensi dari kesalahan.
- Sebagai konsekuensi dari pekerjaan di bidang jasa, maka waktu kerja dibagi dalam beberapa giliran dan bila sudah bertugas maka periode tersebut tidak boleh terputus alias mengikuti terus perkembangan posisi pesawat yang sedang di-handle
- Peralatan kerja yang terbatas juga membuat stress bagi angkasawan ini. Complain mengenai kualitas radio, alat navigasi, keandalan peralatan mendukung dan kualitas rencana koordinasi menjadi beban tambahan.
- Lingkungankerja yang bising oleh deru pesawat, pencahayaan yang berlebihan ketika di Tower,
- Sistimbirokrasi yang membingungkan juga mau tidak mau menurunkan motivasi, ambiguitas peran, hubungan dengan supervisor dan kurangnya controlatas proses kerja, dan yang tidak kalah penting adalah gaji yang belum mengikuti standar industry penerbangan.