Infopenerbangan – Minimnya keberpihakan pemerintah kepada dunia dirgantara nasional disayangkan oleh ketua MPR RI Zulkifli Hasan. Akibatnya Indonesia masih ketinggalan dengan sejumlah Negara tetangga. Parahnya, malah pemerintah pada tahun 2011 lalu memesan pesawat MA-60 dari Tiongkok. Pesawat tipe serupa dengan CN-235 buatan PT DI, demikian diungkap Zulkifli Hasan saat meninjau langsung ke PT DI, Zul yakin PT DI mampu memenuhi kebutuhan pesawat terbang nasional untuk rute jarak dekat.
Ketua MPR Zulkifli Hasan meminta ada keberpihakan pemerintah terhadap industri kedirgantaraan nasional, khususnya PT Dirgantara Indonesia. Salah satunya dengan memaksimalkan produksi pesawat dalam negeri untuk rute-rute penerbangan jarak dekat.
“Sangat mampu cuma karena kurang keberpihakan saja,” tegasnya.
Sebagai contoh, rute penerbangan Jakarta-Bandung, Jakarta-Lampung yang hanya memakan waktu perjalanan 25-40 menit bisa memaksimalkan penggunaan pesawat mesin turboprop buatan PT DI. Namun, yang saat ini rute penerbangan jarak dekat justru menggunakan pesawat bermesin turbojet seperti Boeing dan Airbus.
“Rute Jakarta-Bandung pakai Garuda, Jakarta-Lampung pakai Garuda terlalu mahal,” ucap Zul.
Bukan hanya untuk penerbangan sipil, Zul pun meminta institusi dan lembaga negara tak ragu memesan pesawat buatan karya anak bangsa itu. Seperti, TNI, Kepolisian dan BUMN. Dengan begitu, industri dirgantara nasional akan optimal. (Eky Fajrin)