Infopenerbangan – Pilot asing yang bekerja di maskapai penerbangan China harus menjalani cuti tanpa bayaran sebagai dampak lesunya penerbangan akibat wabah virus korona. Sebagian diantaranya mempertimbangkan pindah ke maskapai negara lain.
Kondisi tak jauh berbeda dihadapi pilot-pilot lokal China. Pendapatan mereka menurun drastis selama cuti karena sebagian besar gaji mereka dibayar berdasarkan jam terbang.
Perusahaan analisis data OAG memperkirakan, ada penurunan sekitar 80 persen penumpang penerbangan maskapai China, di dalam maupun luar negeri, sejak beberapa pekan terakhir.
China Southern Airlines dan grup Hainan Airlines Holding (HNA), maskapai yang mempekerjakan banyak pilot asing, bertindak cepat untuk mengurangi kerugian dengan merumahkan para pilot serta kru lainnya.
Namun kedua maskapai menolak memberikan komentar terkait kondisi ini.
“Semua pilot asing cuti sampai kondisinya membaik. Untuk saat ini kami pulang ke negara asal,” kata seorang kapten China Southern yang meminta identitasnya tak dipublikasikan, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (19/2/2020).
Pilot asing biasanya mendapat bayaran lebih dibandingkan penerbang lokal namun berstatus kontrak. Artinya secara pendapatan mereka lebih terpukul.
“Kami mendapati para pilot kembali ke Australia pada Januari dan Februari karena mengundurkan diri dan mencari pekerjaan baru,” kata Kirsty Ferguson, kepala perusahaan agen jasa pilot yang berbasis di Sydney, Pinstripe Solutions.
Perusahaan ini mengirim banyak pilot ke China saat bisnis penerbangan di China tumbuh. Jumlah pilot asing yang terbang dengan maskapai penerbangan China naik dua kali lipat menjadi lebih dari 1.500 orang antara 2010 hingga 2019.
China sebenarnya membutuhkan 124.000 pilot lagi dalam 20 tahun ke depan, didorong oleh meningkatnya jumlah warga kelas menengah yang memicu bertambahnya permintaan untuk perjalanan udara.
Namun wabah virus korona tampaknya akan mengubah kondisi ini. Para pilot asing mengatakan cuti tanpa bayaran membuat mereka enggan kembali lagi meskipun kondisi pulih.
Seorang kapten yang untuk Fuzhou Airlines, anggota grup HNA, mengatakan ada kekhawatiran perusahaan akan menggantung mereka dalam waktu lama akibat wabah virus korona ini.
“Mereka (Perusahaan) berharap orang-orang akan mendapat pekerjaan lain karena tidak bisa membayar. Dengan cara ini, (pertama) mereka menyelamatkan muka dan kedua tidak punya kewajiban memberhentikan Anda sesuai kontrak,” ujarnya.
Dia kini mencari pekerjaan ke maskapai lebih dekat dengan rumah, meski bayarannya lebih rendah dibandingkan bekerja di Cina.
Pilot asing bisa mendapat bayaran lebih dari 300.000 dolar AS per tahun di China, menjadikannya sebagai salah satu pasar dengan bayaran terbaik di dunia bagi pilot.
Sementara itu pilot lokal di China Southern mengaku hanya menerima gaji pokok, yakni sekitar 1/8 hingga 1/6 dari pendapatan normal.
“Hal yang bisa kami lakukan sekarang adalah menjaga mental dan menikmati kebersamaan dengan keluarga di rumah. Makan dengan baik, tidur dengan baik, dan berolahraga dengan baik serta terus belajar. Tambah terus energi sehingga kita siap menghadapi kemungkinan apa pun ke depan,” tuturnya.