Infopenerbangan,- Di tengah pandemi Covid-19 ini membuat sejumlah maskapai mengeluh karena mahalnya biaya tes PCR (polymerase chain reaction) untuk calon penumpang pesawat, maskapai Garuda Indonesia Group dan Lion Air Group memutuskan untuk menghentikan operasional penerbangan.
Irfan Setiaputra selaku direktur Utama Garuda Indonesia menyebut proses yang mahal itu akan mempengaruhi keputusan seseorang untuk membeli tiket pesawat. Dengan kata lain, industri penerbangan akan sulit bangkit di tengah pandemi Covid-19 ini.
Ucap Irfan, “Biaya yang mecapai Rp 2,5 (juta) untuk tes PCR sudah diturunkan harganya dan memang lebih mahal dari tiket pesawat.
Pada akhir Mei 2020 maskapai sempat menghentikan penerbangan dan rencana terbang pada awal Juni.
Batik Air, Wings Air dan lion air yang tergabung dalam Lion Air Group mulai (5/5/2020), sementara waktu menghentikan penerbangan domestik dan internasional.
Namun, menurut Danang Mandala Prihantoro mengungapkan berdasarkan hasil penerbangan sebelumnya banyak calon penumpang yang tidak dapat melaksanakan perjalanan, banyak calon penumpang yang tidak memenuhi kelengkapan dokumen-dokumen dan ketentuan selama pandemic Covid-19 ini.
Danang Mandala Prihantoro selaku Corporate Communications Strategic Lion Air, mengatakan “Lion Air Group harus menjaga kondisi kesehatan karyawannya dan memastikan dalam kondisi baik, setelah melakukan operasional penerbangan sebelumnya”.
Fasilitas yang di sediakan oleh Lion Air Group bagi calon penumpang yang sudah membeli tiket dapat melakukan pengembalian dana tanpa potongan atau tidak ada penambahan biaya untuk perubahan jadwal keberangkatan.