InfoPenerbangan,- Voting Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) maskapai Garuda Indonesia akan berlangsung hari ini, 17 Juni 2022.
Voting ini akan menentukan nasib proprosal perdamaian Garuda akan diterima atau tidak oleh kreditur.
Tahapan voting tersebut sekaligus menjadi pintu menuju babak baru terkait nasib Garuda. Pemungutan suara itu menjadi penentu kesepakatan perdamaian (homologasi) antara Garuda dan kreditur terkait pembayaran utang.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengaku optimis jika dalam voting, akan ada lebih dari 50 persen dari total kreditor setuju jalan damai.
Sebelumnya, Irfan telah membagikan proposal perdamaian kepada seluruh kreditor Garuda Indonesia. Isinya mengenai sejumlah langkah yang akan ditempuh kedepannya pasca Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
“Interaksi kami dengan mereka, surat menyurat e-mail dan wa (whatsapp) pada dasarnya sudah cukup banyak yang mau sampaikan vote yes,” ujar Irfan kepada media saat ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis (16/5/2022) kemarin.
Meski begitu, ia mengungkap, untuk pengadilan bisa memutuskan langkah perdamaian, diperlukan setidaknya 67 persen kreditor menyepakati dalam voting. Jadi, masih ada selisih 17 persen dengan asumsi Irfan yakin di angka 50 persen.
“Ya kita harap mendekati 100 persen, karena ini berikan keyakinan bahwa semua orang mendukung proposal kita, semua orang percaya,” ujarnya.
Adapun setelah dilakukan pemungutan suara pada 17 Juni 2022, maka pengadilan akan mengambil putusan PKPU Garuda pada 20 Juni 2022 mendatang.
Jika para kreditur tidak memenuhi suara mayoritas menyetujui proposal perdamaian yang diajukan atau artinya proses PKPU gagal, maka Garuda berisiko mengalami kepailitan.
Sebaliknya, jika proses PKPU ini berhasil, maskapai pelat merah itu bisa terus beroperasi sembari melunasi utang sesuai kesepakatan dengan kreditur.
Irfan mengatakan, pihaknya berencana menambah jumlah pesawat jika proposal perdamaian dalam proses penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) disepakati oleh para kreditur.
Penambahan armada tersebut dimaksudkan untuk mengakomodasi jumlah penumpang yang meningkat pasca pandemi Covid-19.
“Dengan jumlah pesawat yang kami miliki saat ini, ditambah hasil PKPU ini kami akan menambah jumlah pesawat,” ujarnya. (*)