Infopenerbangan,- Armada Boeing 737 Max seharusnya memiliki peringatan kokpit standar yang akan memperingatkan pilot ketika sensor di luar pesawat memberi data yang tidak sesuai, masalah yang berkontribusi pada kecelakaan di Indonesia dan Ethiopia sehingga menewaskan 346 penumpang dan awak pesawat.
Namun pada kenyataannya, peringatan keselamatan itu hanya bekerja di pesawat dengan fitur opsional, kata pabrikan itu, pada Senin lalu. Komentar Boeing ini menanggapi laporan media-media soal dinonaktifkannya sinyal malfungsi pada Boeing 737 MAX yang bermasalah.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (30/4/2019), dalam pernyataan terbaru, Boeing membantah pihaknya secara sengaja menonaktifkan sinyal malfungsi tersebut.
Sinyal malfungsi yang disebut sebagai ‘disagree light’ atau ‘disagree alert’ dalam bahasa Boeing, merupakan peringatan yang akan menyala di kokpit ketika informasi keliru dikirimkan oleh sensor angle-of-attack (AOA) soal posisi hidung pesawat, kepada sistem Sistem Augmentasi Karakteristik Manuver (MCAS).
“Boeing tidak dengan sengaja atau sebaliknya menonaktifkan disagree alert pada pesawat-pesawat jenis MAX,” tegas Boeing,
“Peringatan disagree alert ini dimaksudkan untuk menjadi fitur standar yang berdiri sendiri di pesawat MAX. Namun, tanda ini tidak dapat dioperasikan di semua pesawat karena fitur ini tidak diaktifkan sebagaimana yang dimaksud,” ujar Boeing dalam keterangannya seperti dilansir dari CNN.
Diketahui bahwa sensor AOA bertugas memantau apakah kedua sayap memiliki cukup daya angkat untuk menjaga pesawat tetap mengudara. Sedangkan sistem MCAS dirancang untuk secara otomatis menurunkan hidung pesawat, jika sistem mendeteksi adanya posisi stall atau berkurangnya kecepatan di udara.
Laporan Wall Street Journal dan AFP sebelumnya menyebut Boeing tidak memberitahukan Southwest Airlines yang merupakan pengguna Boeing 737 MAX terbesar dan Otoritas Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) soal sinyal malfungsi yang sengaja dinonaktifkan. Dilaporkan juga bahwa sinyal malfungsi menjadi opsi yang memerlukan biaya tambahan.
Juru bicara Southwest Airlines, dilansir AFP, menuturkan bahwa Boeing baru memberitahu soal sinyal malfungsi yang dinonaktifkan setelah kecelakaan Lion Air pada Oktober 2018. Menurut Southwest Airlines, Boeing menyatakan sinyal malfungsi itu ‘dimatikan kecuali diminta secara khusus untuk diaktifkan’. Hal ini mengejutkan awak kokpit Southwest Airlines yang mengira sinyal malfungsi bisa dimatikan dan diaktifkan seperti model 737 sebelumnya.
Menurut Boeing, ‘AOA disagree alert‘ merupakan fitur mandiri yang ada pada setiap Boeing 737 MAX buatannya.
“Disagree alert terikat atau terkait dengan indikator angle-of-attack, merupakan fitur pilihan pada MAX. Kecuali maskapai memilih indikator angle-of-attack, disagree alert tidak dapat dioperasikan,” jelas pernyataan tersebut.
Penegasan yang sama disampaikan CEO Boeing Dennis Muilenburg pada Senin (29/4) waktu setempat saat menghadapi pemegang saham Boeing dan pers untuk pertama kalinya usai kecelakaan Ethiopian Airlines. “Kami tidak menjadikan fitur keamanan sebagai pilihan,” tegas Muilenburg.
Muilenburg juga mengatakan bahwa perusahaan “memiliki” tanggung jawab untuk meningkatkan keselamatan pada 737 Max tetapi dengan tegas menolak bahwa mereka telah merilis pesawat dengan kekurangan desain, lapor Douglas MacMillan dari The Washington Post.
Sebelumnya pada hari Senin, Boeing mendapatkan kredit baru senilai $ 1,5 miliar, seperti dilaporkan oleh The Post, tanda prospek keuangan sementara perusahaan setelah semua penjualan 737 Maxnya di jeda.
Perusahaan mengatakan mereka sedang menguji perbaikan untuk perangkat lunak MCAS dengan harapan mendapatkan izin FAA untuk melanjutkan 737 penerbangan komersial Max, yang mendarat di seluruh dunia dalam beberapa minggu setelah kecelakaan di luar Addis Ababa. (*)