Infopenerbangan.com – Disamping faktor internal Garuda sendiri, faktor eksternal juga mendukung kearah sinyal-sinyal adanya perbaikan kinerja Garuda Indonesia.
Berita Terkait: Garuda Indonesia Bakal Bangkit Pasca Turbulensi (1)
Faktor Eksternal :
- Tren peningkatan pengguna jasa penerbangan
Pertumbuhan jumlah penumpang angkutan udara sejak 2010 hingga 2018 lalu, terus mengalami peningkatan rata-rata sebesar 9 persen.
Demikian juga dari sektor pariwisata, dimana pertumbuhan wisatawan sejak 2010 hingga 2018 lalu juga mengalami tren peningkatan rata-rata sebesar 10 persen. Tentunya peluang ini harus dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh Indonesia termasuk seluruh maskapai penerbangan nasional.
- Penurunan harga avtur
Mengingat avtur memiliki porsi terbesar dalam biaya operasional penerbangan yakni sekitar 35 persen, maka aspek ini akan menjadi prioritas utama agenda negoisasi yang akan dilakukan oleh maskapai penerbangan dengan pihak pemasok avtur atau Pertamina.
Harga avtur diperkirakan akan mengalami penyesuaian sejalan dengan harga avtur internasional di 2019 yang cenderung turun sekitar 6 persen dibanding rata-rata tahun 2018.
- Penyesuaian tarif bandara
Merespon keluhan pengguna jasa penerbangan akibat mahalnya harga tiket beberapa waktu lalu, telah memicu maskapai penerbangan merevisi ulang tarifnya. Seluruh maskapai nasional yang tergabung dalam Indonesia National Air Carrier Association (INACA) telah sepakat menurunkan tarif tiket penerbangan sejak Jumat (11/1/2019).
- Peningkatan pasar dan efisiensi
Pesatnya aspek pembangunan dan pengembangan bandar udara baru baik Angkasa Pura II, Angkasa Pura I, diperkirakan akan memberi angin segar terhadap perkembangan bisnis dan industri aviasi. Dengan adanya peluang rute-rute baru, bisa dimanfaatkan oleh Garuda untuk meningkatkan revenue dan menaikan tingkat utilisasi pesawatnya.
- Penguatan nilai rupiah
Mulai membaiknya kondisi perekonomian global akan berdampak terhadap penguatan nilai rupiah yang mulai menunjukkan tren perbaikan. Menguatnya nilai rupiah akan sangat membantu menurunkan biaya operasional maskapai, mengingat sekitar 65 persen biaya maskapai penerbangan dalam denominasi US Dollar.
- Terus meningkatnya nilai saham Garuda Indonesia (GIAA)
Pasca pergantian manajemen pada 12 September 2018, harga saham Garuda meningkat pesat sebesar 109 persen dari IDR 220 menjadi IDR 460 pada awal Februari 2019 ini. Itu berarti kepercayaan publik terhadap kinerja Garuda terus meningkat.
Baca Juga: REKOR KENAIKAN TERTINGGI SAHAM GARUDA PASCA IPO
Melihat pada kondisi internal maupun eksternal diatas, Garuda Indonesia kedepan diperkirakan akan bangkit dan berkembang. Kuncinya adalah sinergi dan semangat “One Family One Nation One Garuda Indonesia” terus melekat dalam dada seluruh insan Garuda Indonesia.
Penulis :
Galih Rudyto / Trend Aviation Consulting