Infopenerbangan,- PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Berhasil membukukan Operation revenue semester 1-2017 sebesar USD 1,9 Milyar dengan pertumbuhan sebesar 7 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2016. Meski demikian, perusahaan masih terbebani harga bahan bakar yang meningkat sebesar 36,5 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2016, sehingga berdampak catatan net loss Garuda pada semester 1-2017 sebesar USD 138 juta diluar non-recuring expense sebesar USD 145,8 juta.
“Ditengah tren penurunan kinerja operasional industri penerbangan global, Garuda Indonesia berhasil membukukan pertumbuhan positif kinerja operasional,” terang Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N. Mansury pada paparan publik kinerja keuangan Garuda Indonesia di GCC, Tangerang.
Kinerja Operational yang positif itu salah satunya ditunjang oleh pendapatan internasional yang meningkat 111 persen dari target revenue.
“Dari sisi finansial, memang menunjukan ada tren yang membaik, meskipun profit yang dibukukan masih menunjukan angka yang belum menguntungkan. Oleh karena itu sejumlah langkah efisiensi dan optimalisasi terus dilakukan oleh Garuda, dengan target USD 100 juta, tanpa mengurangi sisi safety dan pelayanan,” imbuh Pahala, Kamis (27/7).
Lebih jauh lagi Pahala mengungkapkan dalam optimalisasi perusahaan akan melakukan sejumlah strategi kinerja operasional dengan melakukan renegosiasi kontrak dengan lessor dan produsen pesawat, hingga optimalisasi pendapatan melalui lini bisnis digital & e-commerce.
“Efisiensi yang dilakukan tidak akan mempengaruhi ekspansi Garuda dan pelayanan execelent serta safety,” tegasnya. (Eky)