Chief Engineering Pesawat N219 Palmana Banandhi mengatakan keunggulan pesawat ini dibandingkan kompetitor di kelasnya adalah kemampuan pesawat yang dapat mengangkut barang dan manusia. Pesawat ini mampu menarik keuntungan pilot 500 kilogram dari pesaingnya. Selain itu, teknologi pesawat yang digunakan pada N219 menggunakan teknologi yang paling mutakhir.
N219 memiliki konfigurasi yang dapat diubah dengan cepat, biaya operasi rendah, bersertifikasi dasar CASR 23 dan menggunakan sepasang mesin PT6A-42 yang masing-masing berkekuatan 850 daya kuda. Pesawat ini dirancang untuk mengangkut penumpang maupun kargo. Pesawat ini memiliki volume kabin terbesar di kelasnya dan pintu yang fleksibel.
Dari sisi aerodynamic menggunakan teknologi tahun 90-an. Karena menggabungkan antara teknologi air foil CN 235 dan N250 sehingga secara teknologi ini lebih unggul. Selain itu, keunggulan N219 ialah mampu take off atau landing di segala jenis landasan. Pesawat N219 memiliki kemampuan mendarat di landasan tak beraspal atau landasan tanah. N219 mampu lepas landas dan mendarat dalam jarak pendek atau hanya memerlukan landasan 500 hingga 600 meter. Pesawat ini juga dilengkapi dengan alat bantu navigasi sehingga mampu lepas landas dan mendarat di bandara bandara perintis dengan peralatan minimal. Selain itu, pesawat ini mampu bermanuver pada kecepatan rendah.
Pesawat ini dirancang untuk memenuhi (kebutuhan) di wilayah perintis, di mana di wilayah tersebut belum memiliki fasilitas bandara yang sempurna. Pesawat ini mampu menampung 19 penumpang. Selain untuk keperluan transportasi sipil, pesawat ini pun bisa digunakan untuk keperluan militer.
Dalam proyek yang hampir 40 persen tenaga dan bahan baku pesawat dikerjakan oleh anak bangsa, pemerintah Indonesia telah mengucurkan dana sebesar Rp 400 miliar. Target hingga selesai, pesawat ini memerlukan dana sekitar Rp 500 miliar. Kendati belum rampung 100 persen, sejumlah perusahaan maskapai penerbangan sudah mengantre untuk membeli pesawat ini. Pesawat N219 akan dijual seharga US$ 5-6 juta. Yhn