InfoPenerbangan,- Maskapan penerbangan Lion Air menyampaikan informasi terkini, bahwa efektif melayani penerbangan kembali yang menghubungkan Denpasar, Bali ke Jogjakarta.
Penerbangan berjadwal penumpang (regular flight) dilayani masing-masing 1 (satu) kali sehari, yang menghubungkan Bandar Udara Internasiona I Gusti Ngurah Rai Denpasar di Badung, Bali (DPS) ke Bandar Udara Internasional Yogyakarta Kulonprogo (YIA).
Jadwal terbang, sebagai berikut :
Rute | No. Terbang | Waktu Berangkat | Waktu Tiba | Bagasi Gratis | Keterangan |
Bali – Yogyakarta Kulonprogo | JT-569 | 12.30 WITA | 12.45 WIB | 20kg | 1 kali setiap hari |
Yogyakarta Kulonprogo – Bali | JT-560 | 13.30 WIB | 15.45 WITA | 20kg | 1 kali setiap hari |
Harga tiket belum termasuk tes uji covid-19, untuk harga tes tersebut lion air menetapkap harga :
· RDT-ANTIGEN : Rp 35.000 keberangkatan dari Bali dan Yogyakarta
· RT-PCR : Rp 195.000 keberangkatan dari Bali
Rp 225.000 keberangaktan dari Yogyakarta
Lion Air menawarkan tarif terbaik untuk satu kali penerbangan, mulai dari Rp 490.200 rute Bali ke Yogyakarta Kulonprogo dan Yogyakarta Kulonprogo ke Bali tarif terjangkau mulai dari Rp 495.200.
Khusus rute diterbangi kembali Denpasar – Yogyakarta Kulonprogo – Denpasar, menjadi salah satu bentuk keseriusan Lion Air dalam pengembangan rute atau jaringan di Jawa – Bali dilakukan secara bertahap.
Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro menyampaikan, terima kasih atas kerjasama dan koordinasi dari internal, pemerintah daerah, regulator, pengelola bandar udara: PT Angkasa Pura I Cabang Bali dan Yogyakarta Kulonprogo, pengatur lalu lintas udara: AirNav Indonesia serta berbagai pihak terkait lainnya dalam persiapan penerbangan perdana mendatang. Berharap, dengan sinergitas ini mampu terlaksana lancar, sehingga Lion Air dapat menjangkau dan melayani penerbangan di gerbang udara Bali, Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Penawaran pilihan baru untuk terbang dan “Ayo Jelajahi Indonesia di Bali dan Jogja” ini diharapkan dapat menjawab dan mengakomodir kebutuhan permintaan wisatawan, pebisnis dan masyarakat terhadap transportasi udara di kota tujuan yang selama ini disebut sebagai paling moncer (terkenal, cemerlang, hits). (*)