InfoPenerbangan,- Qantas Airways tiba tiba memutuskan untuk menghentikan penerbangan ke Shanghai China mulai 28 Juli mendatang. Penghentian ini disebabkan lantaran minimnya peminat pasca pandemi.
Dikutip dari Reuters, jumlah penerbangan internasional ke china dan dari China sebenarnya berjumlah sekitar 70% dari tingkat sebelum pandemi.
Pemulihan lebih lambat dibandingkan dari negara lain karena lebih sedikit wisatawan dan perlambatan ekonomi domestik.
“Sejak COVID, permintaan perjalanan antara Australia dan Tiongkok belum pulih sekuat yang diperkirakan. Dalam beberapa bulan, penerbangan kami ke dan dari Shanghai beroperasi sekitar setengah penuh,” ujar CEO Qantas International Cam Wallace, yang dikutip dari Reuters, pada Kamis 16 mei 2024.
Lalu pesawat Qantas dengan rute Shanghai akan dialihkan ke tujuan lain di Asia yang memiliki permintaan lebih tinggi atau peluang pariwisata baru.
Qantas juga menegaskan akan terus memantau pasar Australia-Tiongkok dengan cermat dan kembali ke Shanghai ketika permintaan sudah pulih.
Pihak Maskapai juga mengatakan kedatangan dari China, yang kini menjadi sumber pengunjung internasional terbesar keempat ke Australia, pada bulan Maret hanya mencapai 47%, dibandingkan tingkat sebelum pandemi yang terjadi pada bulan Maret 2019. Sebelum Covid, China adalah pasar pariwisata utama Australia.
Qantas jugai masih melakukan penerbangan ke Hong Kong dari Sydney dan Melbourne. Maskapai juga menjalin kemitraan dengan maskapai lain untuk perjalanan selanjutnya di China.
Maskapai ini juga mengumumkan rute baru dari Brisbane ke Manila mulai akhir Oktober, serta penerbangan tambahan ke Singapura. Pihaknya juga akan menambah frekuensi penerbangan dari Sydney ke Bengaluru.
Sebelumnya, regulator penerbangan China memperkirakan penerbangan internasional akan kembali ke 80% tingkat sebelum Covid pada akhir tahun 2024.
Kapasitas penerbangan domestik China sendiri disebut telah pulih lebih cepat, melonjak melewati level tahun 2019 pada awal tahun 2023 setelah mencabut pembatasan perjalanan.
Penerbangan AS-Tiongkok mengalami pemulihan paling lambat namun mengalami peningkatan, dengan layanan sebesar 16,5 persen dari tingkat sebelum pandemi, menurut Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) bulan ini.(*)