Infopenerbangan,- Di tengah pandemi covid-19 yang menyebabkan kerugian besar terutama di industri penerbangan.
Maskapai penerbangan Inggris Virgin Atlantic Airways mengajukan pailit kepada kreditor di Amerika Serikat, hal itu diajukan berdasarkan perlindungan kepailitan Bab 15 pada hari Selasa karena ekonomi yang semakin memburuk di tengah pandemi covid-19.
Maskapai penerbangan kedua milik Virgin Group milik miliarder Richard Branson yang mengajukan perlindungan kebangkrutan tahun ini, setelah pengajuan Virgin Australia pada bulan April.
Pengadilan New York mengatakan pengajuan Virgin Atlantic Airways telah melewati negoisasi kepada para pelaku kepentingan untuk memberikan pinjamam yang dapat berguna dalam jangka panjang maskapai.
Dikutip dari Reuters, Rabu (5/8/2020) pengajuan ke pengadilan tertulis pemesanan penerbangan turun 89% dari tahun lalu dan permintaan hingga pertengahan tahun 2020 sekitar 25% lebih kecil dari 2019.
Sebelumnya maskapai Virgin Atlantic Airways telah mendapatkan persetujuan untuk mengadakan pertemuan dengan kreditor di Inggris untuk negosiasi soal kesepakatan pinjaman. Pengajuan itu diberikan kepada pengadilan London. Pertemuan akan berlangsung 25 Agustus mendatang.
Virgin Atlantic telah menyatakan bangkrut sejak April lalu akibat pandemi covid-19 ini. Pada ulan juli lalu perusahaan telah menerima kesepakatan penyelamatan sebesar US$ 1,5 miliar setara dengan Rp 21,8 triliun.
Virgin Atlantic mengatakan upaya mencari pinjaman untuk melindungi perusahaan dan mencegah habisnya kas perusahaan.
Maskapai menambahkan perusahaan perlu rekapitalisasi bukan hanya menyelamatkan dari keadaan mendesak. Namun, harus mempersiapkan pemulihan pasca pandemi covid-19 ini berakhir.
Pemilik Virgin Group dan Virgin Atlantic Richard Branson mendapat kecaman akibat banyaknya pengajuan perlindungan di berbagai negara selama pandemi covid-19 ini Namun, segala upaya maskapai tidak disambut baik oleh berbagai pihak.
