Infopenerbangan,- Penerbangan komersial pertama dari Israel ke Uni Emirat Arab (UEA) telah mendarat di Abu Dhabi pada Senin (31/8/20), hal ini menandai langkah besar untuk menormalkan hubungan setelah pengumuman kesepakatan damai.
Pesawat El Al Israel melakukan penerbangan bersejarah dengan perjalanan menempuh tiga jam dan membawa delegasi pejabat Israel dan Amerika Serikat (AS).
Penerbangan telah mendapatkan izin melintasi wilayah Arab yang sebelumnya diblokir untuk lalu lintas udara Israel.
UEA menjadi negara Arab ketiga di Timur Tengah yang mengakui Israel sejak pendiriannya pada tahun 1948.
Pada Sabtu (29/8/20), UEA telah mencabut undang-undang (UU) yang memboikot Israel, yang berlaku sejak tahun 1972 dan awal bulan ini untuk pertama kalinya kedua Negara ini membuka layanan telepon langsung.
Pada 13 Agustus lalu diumumkan secara mengejutkan dan kesepakatan untuk menormalisasi hubungan yang ditengahi oleh AS.
Penerbangan LY971 yang mewakili kode panggilan Internasional UEA membawa delegasi yaitu menantu dari Donald Trump sekaligus Penasihat Keamanan Nasional Israel Meir Ben-Shabbat dan Penasihat Senior Jared Kushner.
Kushner memimpin pembicaraan rahasia yang menghasilkan perjanjian Israel-UEA, tim gabungan akan bertemu perwakilan Emirat untuk mengembangkan kerja sama antara Israel dan UEA. Penerbangan kembali akan diberi nomor LY972, yang merupakan kode panggilan internasional Israel.
Dalam sebuah tweet dalam bahasa Ibrani, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memuji kedatangan penerbangan itu sebagai contoh “perdamaian untuk perdamaian” – menyiratkan ketidakpercayaannya pada gagasan bahwa perdamaian antara Israel dan negara-negara Arab hanya bisa terjadi dengan adanya perdagangan tanah yang diduduki.
Meski disambut oleh banyak komunitas internasional, pengakuan UEA atas Israel tanpa prasyarat pembentukan negara Palestina dikecam oleh Palestina sebagai pengkhianatan terhadap perjuangan mereka.
Sebelum UEA, Mesir dan Yordania adalah dua negara Arab lainnya di Timur Tengah yang secara resmi mengakui Israel, setelah menandatangani perjanjian perdamaian masing-masing pada tahun 1978 dan 1994.
Mauritania, anggota Liga Arab di barat laut Afrika, menjalin hubungan diplomatik dengan Israel pada 1999 tetapi memutuskan hubungan pada 2010.
Sebagai imbalan atas hubungan resmi dengan UEA, Netanyahu setuju untuk menangguhkan rencana kontroversial untuk mencaplok bagian Tepi Barat yang diduduki – tanah yang diklaim oleh Palestina untuk masa depan negara mereka sendiri.