Infopenerbangan,- Dalam rangkaian tur demonstrasi di Asia Tenggara, pesawat generasi terbaru A220-300 mendarat di Jakarta pada kamis, 25 Mei 2023. Pesawat tersebut berangkat dari Malaysia setelah berpartisipasi dalam Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition (LIMA) 2023.
Selama di Jakarta, pesawat A220 ini melakukan dua penerbangan demonstrasi khusus untuk perwakilan maskapai dan media. Pesawat ini juga dipamerkan kepada para tamu undangan dari industri penerbangan. Para tamu dapat merasakan secara langsung pesawat ini dan menikmati kenyamanan tingkat tinggi serta teknologi mutakhir yang ditawarkan pesawat A220.
Setelah dari Jakarta, selanjutnya pesawat A220 akan terbang ke Bangkok untuk menjemput tamu industri dan media untuk melakukan penerbangan demonstrasi ke Koh Samui.
Sebagai pesawat generasi Baru, A220 merupakan pesawat paling modern dibandingkan dengan pesawat lain pada kategori ukuran yang sama. A220 ini mampu mengangkut antara 100 hingga 160 penumpang dalam satu penerbangan dengan jangkauan 3.450 mil laut (6.400 km).
Pesawat A200 ini mengeluarkan dua versi, yakni varian A220-100 yang dapat mengangkut 100 hingga 130 penumpang dan varian A220-300 yang lebih besar dengan kapasitas 130 hingga 160 penumpang dengan tata letak kursi yang serupa.
A220 memiliki kabin dan jendela terbesar, serta kursi terluas di kelasnya, menawarkan pengalaman terbang dengan kenyamanan penumpang yang unggul. Pesawat ini juga merupakan pelengkap yang ideal untuk armada dengan keluarga Airbus A320.
A220 menghadirkan efisiensi konsumsi bahan bakar dan emisi karbon sebesar 25 persen dibandingkan dengan pesawat generasi sebelumnya dengan ukuran yang mirip. Hal ini merupakan wujud kontribusi nyata Airbus terhadap misi industri penerbangan dalam mengurangi dampak lingkungan. Pesawat ini ditenagai oleh mesin turbofan generasi terbaru Pratt & Whitney PW1500G.
Saat ini, A220-300 dioperasikan di kawasan Asia-Pasifik oleh Korean Air untuk melayani penerbangan domestik dan internasional dengan total 10 pesawat. Pesawat Qantas dari Australia akan menjadi operator kedua di kawasan ini setelah menerima pengiriman pesawat pertamanya dari 20 pesawat A220 yang telah dipesan dalam rangka program pembaruan armada domestiknya.
Hingga saat ini, Airbus telah menerima 785 pesanan untuk A220 dan mengirimkan lebih dari 260 pesawat jenis ini kepada pelanggan.
Airbus A220 Dinilai Fleksibel Untuk Terbang Jauh-Dekat
Dilansir dari detik.com, Pesawat generasi baru ini dikenal memiliki fleksibilitas dalam menjangkau destinasi baik dekat maupun jauh. Namun, pesawat ini belum digunakan maskapai manapun di Indonesia.
Raymond Manougian, Single Aisle Product Marketing Director Airbus mengatakan bahwa A220 adalah pesawat paling modern jika dibandingkan dengan pesawat lainnya pada kategori ukuran yang sama. Pesawat yang mampu menampung 100-160 penumpang ini mampu menjangkau penerbangan hingga 6.400 kilometer.
Dengan kemampuan ini, pesawat A220 ini dapat melayani rute domestik seperti Sydney-Melbourne, Australia hingga rute internasional yakni Mumbai, India ke Beijing, Tiongkok. Hal ini, tak menutup kemungkinan pesawat ini juga cocok untuk terbang di Indonesia yang merupakan negara kepulauan.
“Ada banyak potensi di wilayah ini (Indonesia). Kami punya A220-100 yang mampu terbang ke bandara yang lebih kecil dan dapat menjangkau antar pulau di Indonesia dan di luar indonesia,” ujarnya.
Terlebih pesawat ini mengklaim lebih ramah lingkungan sebesar 25 persen jika dibandingkan pesawat generasi sebelumnya yang ukurannya mirip. Teknologi yang digunakan juga baru, termasuk penggunaan mesin turbofan generasi terbaru Pratt & whitney PW1500G.
Gerry Soejatman, Pengamat penerbangan mengungkapkan pesawat A220 dapat menjadi alternatif pilihan untuk menghubungkan daerah-daerah dengan bandara kecil namun memiliki pasar potensial.
“A220 akan masuk di segmen antar turboprop dan narrow body yang biasa seperti Boeing 737 dan Airbus A320. Keunggulannya di situ. Karena banyak bandara yang cocok dimasuki pesawat ATR tapi terlalu jauh karena tidak cepat sedangkan kalau dimasuki pesawat jet terlalu besar,” ucapnya.
Tambahnya, “Sebagai contoh di Bandara Sumenep. Kendalanya untuk Boeing 737 runway-nya terlalu pendek tapi pasarnya ada. itu contoh A220 dangat cocok untuk pasar yang nggak besar tapi ada dan butuh dihubungkan ke wilayah-wilayah lain.”
Selain itu, A220 juga dapat dijadikan jawab dari ambisi pemerintah yang ingin meningkatkan pariwisata domestik. Karena pesawat ini fleksibel, destinasi-destinasi Indoesia yang sebelumnya sulit dijangkau akan lebih mudah diraih wisatawan.
Larangan Irak Terhadap Pesawat Airbus A220, Ada Apa?
Pesawat penumpang Airbus generasi terbaru A220 bermesin Pratt & Whitney dilarang terbang oleh Otoritas Irak lantaran dugaan adanya masalah pada mesin pesawat itu.
Dilansir iraqnews, Otoritas Pnerbangan Sipil Irak (ICAA) mengungkapkan indikator teknisi menyala pada mesin salah satu pesawat A220 mengalami kerusakan April lalu. Indikator itu mengindikasikan ada permasalahan yang mempengaruhi kipas mesin saat pesawat mendarat di Bandara Internasional Baghdad.
“Kecelakaan ini diikuti dua hari kemudian oleh kecelakaan lalin dimana sebuah pesawat Airbus A220 milik Iraqi Airways mengalami kerusakan yang sama pada salh satu mesinya saat terbang ke Tunisia” jelas pernyataan tersebut dikutip iraq News, senin (15/52023).
ICCA menekankan indikator tersebut membutuhkan tindakan yang sesuai dan cepat guna menjamin keselamatan penumpang, awak pesawat, dan pesawat dari segala konsekuensi lainnya.
Disamping itu, banyak maskapai penerbangan dunia pengguna Airbus A220 ikut menghadapi masalah teknis serupa pada armada mereka. Bahkan, Swiss International Airlines sempat melarang Airbus A220 nya terbang pada 2019 akibat masalah mesin.
Pengguna A220 di Irak hanyalah Iraqi airways, Maskapai tersebut memulai operasi januari lalu menggunakan Airbus A220 ke rute-rute di Eropa dan Afrika Utara. Sementara itu, di Indonesia, belum ada maskapai yang berniat untuk meminang armada yang alwalnya dirakit Bombardier dengan nama CS100 ini.
Di Asia-Pasifik, pengguna Airbus A220 hanyalah Korean Air dan akan disusul maskapai Australia, Qantas dalam beberapa waktu mendatang. (*)