Infopenerbangan,- Pesawat Kargo Jayawijaya tergelincir di bandara Wamena pada Jumat (25/5). Pesawat berjenis Boeing 737/200 dengan nomor registrasi PK-JRM yang mengangkut beras bulog, sembako, semen, dan berbagai barang muatan lainnya seberat 12,577 kg itu terbang dari Jayapura.
Sebuah pesawat kargo milik maskapai Jayawijaya Dirgantara tergelincir ketika sedang mendarat di Bandara Wamena, Papua, yang mengakibatkan salah satu mesin terlepas. Kata pelaksana harian kepala Unit Penyelanggara Bandar Udara Wamena, Ferdy Halattu. “Pada saat mendarat di bandara Wamena pada pukul 14.07 WIT (16.07 WIB), pada awalnya pendaratan memang berlangsung normal.” Katanya kepada wartawan di bandara Wamena, Jumat (25/5).
Namun kemudian, salah satu mesin terlepas dari pesawat dan jatuh, mengakibatkan pesawat oleng. “Pada saat touch atau sentuhan kedua terjadi, mesin sebelah kanan lepas dan pesawat oleng da membelok ke arah kiri, lalu masuk ke rerumputan, kurang lebih 800 meter dari pendaratan, dan berhenti sesudah kurang lebih 800 meter.” Tambah Ferdy Hallattu, seperti yang dilansir dari BBC News Indonesia.
TIDAK ADA KORBAN JIWA
“Tidak ada korban jiwa.” Ujar Ferdy Hallattu selaku pelaksana harian kepala Unit Penyelanggara Bandar Udara Wamena.
Menurutnya, pesawat diterbangkan oleh seorang pilot, ko-pilot, teknisi, dan sedang tidak mengangkut penumpang. Setelah kejadian ini, pihak bandara Wamena langsung melakukan pembersihan runway yang terdapat serpihan puing pesawat, karena masih ada sejumlah empat penerbangan dari Wamena ke Jayapura yang sempat terhambat.
“Ada pesawat Herkules, pesawat penumpang Trigana dan Deraya serta pesawat-pesawat kecil dari pos-pos yang terhambat. Kita lakukan pembersihan runway secepatnya sehingga kita buka bandara pukul 16.00 waktu setempat (18:00 WIB) dan sekarang ini kondisi bandara normal kembali,” kata Ferdy Halattu selaku pelaksana harian kepala Unit Penyelanggara Bandar Udara Wamena.
Ferdy Halattu juga mengakui, jarak badan pesawat yang teronggok itu dengan pinggir runway hanya sekitar 50 meter. “Tetapi untuk saat ini setelah lihat kondisinya, dengan dengan jarak, dirasa cukup (sehingga bandara Wamena tetap) bisa digunakan terbang dan mendarat pesawat.” Tambahnya.
“Keadaannya, masih bisa untuk digunakan kegiatan takeoff dan landing. Meski di dalam aturan tidak bisa, tetapi karena kondisi di Wamena harus buka bandara dengan upaya sebaik mungkin, bandara dibuka tetapi tidak mengabaikan dari sisi keamanan dan keselamatan.” Lanjut Ferdy Halattu.
(*/TZ)