Infopenerbangan,- JAKARTA, Indonesia, 21 April 2017 – Honeywell hari ini menyelenggarakan acara penandatanganan kontrak untuk pembelian 34 unit mesin turboprop oleh PT Dirgantara Indonesia. Acara ini dilaksanakan bertepatan dengan kunjungan Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence ke Jakarta untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan para pemimpin bisnis di Indonesia.
Kesepakatan ini merupakan kontrak dirgantara terbesar antara Honeywell dan PT Dirgantara Indonesia hingga saat ini. Kontrak ini merupakan bukti atas kemitraan kuat dan berjangka panjang antara Honeywell dengan industri dirgantara Indonesia.
Honeywell akan memasok mesin turboprop TPE331 untuk pesawat NC212i milik PT Dirgantara Indonesia selama empat tahun ke depan. Pengiriman enam mesin pertama akan dilakukan tahun ini sementara sisanya akan dikirim secara bertahap sampai dengan tahun 2020.
Dengan mesin turboprop TPE331 Honeywell, pesawat NC212i milik PTDI dapat lepas landas dan naik secara lebih cepat, mencapai kecepatan jelajah (cruise speed) lebih efisien, pemakaian bahan bakar yang lebih hemat, dan menekan biaya operasi.
“Honeywell dan PTDI telah menjalin hubungan kerja sama jangka panjang yang saling menguntungkan selama lebih dari 40 tahun dan kami optimis bahwa kemitraan ini akan terus berlanjut. Kemitraan ini merupakan bukti atas hubungan yang kuat dan positif antara Indonesia dan Amerika Serikat,” kata Alex Pollack, presiden Honeywell Indonesia.
“Ini adalah kontrak pesawat terbang terbesar yang pernah ditandatangani oleh PTDI, dan kami bangga telah bermitra dengan Honeywell yang mesin-mesinnya sesuai dengan kebutuhan realibilitas dan efisiensi biaya kami. Mesin TPE331 Honeywell adalah salah satu mesin turboprop yang paling dapat diandalkan dan telah terbukti di dunia, selain memenuhi syarat sebagai mesin untuk pesawat kami,” kata Budi Santoso, Presiden Direktur PTDI.
Pada bulan Januari 2017, Honeywell Indonesia berpartisipasi dalam sebuah loka karya yang diadakan oleh Kedutaan Amerika Serikat di Jakarta bagi Indonesia Aviation Working Group. Kelompok ini berfokus pada peningkatan aparatur peraturan keselamatan penerbangan di Indonesia serta keamanan pesawat terbang dan bandar udara.
Menteri transportasi yang baru, Budi Karya Sumadi, mendorong investasi asing dan dukungan teknis beserta pengembangan infrastruktur melalui skema kemitraan pemerintah dan swasta bagi “bandara-bandara kecil” di daerah terpencil seperti Papua. (*/NP)