Infopenerbangan – Maskapai asal Irlandia, Ryanair tetap menerbangkan pesawatnya secara rutin di tengah wabah virus corona. Meskipun begitu, maskapai tarif murah tersebut mengoperasikan penerbangan tanpa penumpang.
Pesawat tersebut lepas landas mengelilingi bandara, kemudian mendarat lagi. Sebagian besar armada yang sering diterbangkan adalah 451 Boeing 737. Pesawat ini diterbangkan empat hari sekali.
Dilansir The Independent, data yang dikumpulkan oleh Simply Flying menunjukkan ada 47 pesawat yang dimiliki maskapai Ryanair yang diterbangkan dan dipilih secara acak. Data pelacakan penerbangan menunjukkan bahwa dalam waktu beberapa hari terakhir, setidaknya ada 35 pesawat telah diterbangkan hanya mengelilingi bandara.
Sedangkan 11 pesawat lainnya mengoperasikan layanan penerbangan domestik empat hari sekali. Alasan untuk mengoperasikan penerbangan tanpa penumpang dan hanya mengelilingi bandara adalah untuk menjaga ketersediaan operasional pesawat atau menjaga mesin pesawat.
Pesawat-pesawat yang telah di-grounded untuk periode yang akan datang harus diperiksa sebelum maskapai Ryanair diizinkan untuk terbang kembali. Juru bicara Ryanair mengatakan, jika prosedur itu tidak dijalankan, maskapai tersebut tidak dapat beroperasi.
“Untuk memastikan pesawat kami dapat diservis untuk penerbangan repatriasi penumpang dan penerbangan penting untuk transportasi pasokan medis yang mendesak, beberapa kru dan pesawat kami harus tetap tersedia dan dapat diservis sesuai dengan persyaratan Boeing dan EASA peraturan,” katanya.
Keputusan untuk tetap menerbangkan pesawat secara rutin tanpa penumpang, tentu akan berdampak buruk terhadap ketersediaan karbon maskapai. Meskipun maskapai ini mengklaim bahwa mereka menggunakan kadar emisi terendah di Eropa.
Baru-baru ini, Ryanair membatalkan penerbangan tambahan mulai 17 Maret hingga 8 April 2020. Hal ini sebagai dampak dari penyebaran virus corona yang semakin meluas hampir ke seluruh dunia.
Karena adanya penurunan yang signifikan terhadap pemesanan tiket pesawat, Ryanair juga memangkas jadwal penerbangan ke bandara-bandara di negara terjangkit virus corona.