Infopenerbangan.com – Sejumlah negara telah mencekal pesawat jenis Boeing 737 MAX 8, pasca jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines yang menggunakan jenis pesawat tersebut pada Minggu (10/3/2019).
Namun, Southwest Airlines di Amerika Serikat tetap mengoperasikan 34 unit pesawat Boeing 737 Max 8 dan tidak merencanakan perubahan dalam layanan.
Begitu pula dengan American Airlines, yang mengoperasikan 24 unit pesawat tipe itu, juga tidak berencana untuk mengandangkan armadanya.
Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) melanjutkan notifikasi laik terbang, yang menyebutkan pesawat model itu aman untuk diterbangkan.
Kepala FAA Daniel Elwell mengatakan notifikasi tersebut memberitahu komunitas internasional di mana posisi FAA dan memberikan satu jawaban bagi seluruh komunitas.
“Sejauh ini tinjauan kami tidak menunjukkan masalah kinerja sistemik dan tidak memberikan dasar untuk memerintahkan pesawat dikandangkan,” ucap Daniel dalam statement-nya seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (13/3/2019).
Penilaian FAA tentu menjadi angin segar bagi Boeing. Perusahaan itu didera sentimen negatif lantaran kecelakaan armada Boeing 737 MAX 8 milik Ethiopian Airlines yang menewaskan 157 orang. Bahkan, saham Boeing sempat anjlok sebesar 12,9 persen.
“Laporan eksternal menggambarkan kesamaan antara kecelakaan ini dengan kecelakaan Lion Air JT-610 pada 29 Oktober 2018. Namun, penyelidikan ini baru dimulai dan sampai saat ini kami belum diberikan data untuk menarik kesimpulan atau mengambil tindakan apapun,” tulis FAA dalam rilisnya.
Berita terkait: 3 MASKAPAI BESAR DUNIA TETAP AKAN GUNAKAN BOEING 737 MAX 8
Baca juga: BOEING KERJASAMA DENGAN FAA TINGKATKAN PERANGKAT LUNAK 737 MAX
Pernyataan FAA hadir tak lama setelah otoritas penerbangan di berbagai negara, termasuk China dan Indonesia, memerintahkan agar maskapai penerbangan domestik harus meng-grounded (tidak mengoperasikan) seluruh armada Boeing 737 MAX 8.
Maskapai penerbangan AS pada Senin (11/3/2019), berusaha meredakan kekhawatiran para pelancong bahwa pesawat itu aman.
Sementara Menteri Transportasi AS, Elaine Chao, berkata bahwa FAA akan segera mengambil langkah yang tepat jika suatu kecacatan ditemukan pada pesawat.
Sementara Paul Hudson, Presiden FlyersRights.org dan anggota Komite Penasihat Pembuat Aturan Penerbangan FAA, meminta pesawat tersebut dilarang terbang.
“Sikap tunggu dan lihat FAA membahayakan nyawa serta reputasi keamanan industri penerbangan AS,” kata Hudson, Senin (11/3/2019).
Pesawat Ethiopian Airlines jatuh di dekat Bishoftu, 60 km arah tenggara dari Addis Ababa, ibu kota Ethiopia pada Minggu (10/3/2019), hanya sekitar enam menit setelah lepas landas. Penyebab kecelakaan tersebut belum jelas, namun pilot melaporkan ada masalah dan meminta untuk kembali ke Addis Ababa.
Para penyidik telah menemukan perekam suara kokpit dan perekam data penerbangan digital, namun temuannya belum dibuka kepada publik.
Jarak penglihatan disebut bagus tapi pemantau lalu lintas udara Flightradar24 melaporkan bahwa “kecepatan vertikal pesawat tidak stabil setelah lepas landas”.
Pilotnya bernama Kapten Senior Yared Getachew, yang menurut Ethiopian Airlines telah mencatat lebih dari 8.000 jam terbang dan memiliki catatan kinerja “yang sangat baik”. (*)