Infopenerbangan,- PT Dirgantara Indonesia (DI) menandatangani beberapa perjanjian kerangka kerjasama atau Framework Agreement dengan tiga pihak di sela-sela keikutsertaannya dalam Singapore Airshow 2018. Perjanjian itu meliputi pengadaan sedikitnya 75 pesawat N219 Nurtanio, yang sampai saat ini masih mengejar proses sertifikasi.
Pengadaan 75 pesawat itu terbagi untuk PT Trigana Air Service (5 unit), Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (50 unit), dan PT Pelita Service (20 unit).
Sekretaris Perusahaan PT DI, Ade Yuyu Wahyuna mengatakan, penandatanganan framework agreement itu akan bertambah lagi pada Kamis, 8 Februari 2018 dengan Pemerintah Kalimantan Utara. “Untuk pengadaan pesawat terbang N219 di mana pengoperasian dan perawatan atas pesawat terbang N219 Nurtanio akan dilaksanakan oleh PT Pelita Air Service,” ujar Ade dalam keterangan tertulis.
Pesawat N219 Nurtanio merupakan pesawat penumpang dengan kapasitas 19 penumpang dengan dua mesin turboprop yang mengacu kepada regulasi CASR Part 23. Ide dan desain dari pesawat dikembangkan oleh PTDI dengan pengembangan program bersama Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional.
Pesawat N219 Nurtanio pada dasarnya dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan transportasi udara nasional di wilayah perintis, dan pesawat N219 Nurtanio dapat digunakan untuk berbagai macam kebutuhan, seperti angkutan penumpang, angkutan barang maupun ambulan udara.
Kerja sama dengan PT Trigana Air Service itu ditandatangani oleh Direktur Teknik PT Trigana, Rudi Hartono dengan Direktur Niaga PT DI, Irzal Rinaldi Zailani. Sementara kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Aceh ditandatangani langsung Gubernur Aceh Irwandi Yusuf dengan Direktur Utama PT DI, Elfien Goentoro. Elfien juga menandatangani kerjasama dengan Direktur Utama PT Pelita Air Service, Dani Adriananta. Seluruh penandatangan kerjasama itu disaksikan Menteri BUMN, Rini Soemarno.
Ade menuturkan, PT Pelita Air Service berminat membeli 20 unit dengan opsi hingga 80 unit N219 Nurtanio. PT DI dan Pelita Air Service akan bekerja sama dalam penyusunan kajian analisis operasional dan komersialisasi pesawat terbang N219 Nurtanio di wilayah Republik Indonesia. PTDI juga akan memberikan kesempatan pada Pelita Air Service untuk turut serta dalam proses delivery center pesawat N219 Nurtanio.
Selain bekerjasama dalam pengadaan N219, PT Trigana Air Service, perusahaan pembuat pesawat milik negara ini juga bakal membantu mitranya untuk mendapatkan pendanaan guna menunjang pengadaan pesawat tersebut.
Framework Agreement antara PT DI dan Trigana Air Service, terang Ade, berlaku selama dua tahun dan bisa diperpanjang atas persetujuan kedua belah pihak.
Ade menambahkan, kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam termasuk pendirian fasilitas assembly line pesawat terbang N219 Nurtanio di Aceh. “Termasuk pengembangan sumber daya manusia putra daerah Aceh dalam bidang industri kedirgantaraan. Ada juga pendirian fasilitas perawatan pesawat terbang namun tidak terbatas pada pesawat N219,” tambah Ade.
PT DI menargetkan pesawat pertama N219 Nurtanio bakal siap memasuki pasar, dengan first launch customer di awal Juli 2019 mendatang. “Untuk N219 Nurtanio sudah diminta dan diarahkan oleh Ibu Menteri BUMN. Rencananya Pelita Air Service menjadi First Launch Customer”, terang Ade.
Pesawat N219 nantinya akan diproduksi secara bertahap. Pada awalnya akan diproduksi enam unit dengan menggunakan kapasitas produksi eksisting, kemudian dengan menjalankan sistem automasi pada proses manufacturing, secara bertahap kemampuan delivery akan terus meningkat sampai mencapai 36 unit per tahun. (*/NP)