Penumpang pesawat Trigana yang hilang kontak sejak 16 Agustus 2015 di Distrik Okbape, diduga tak sesuai dengan nama penumpang yang berada didalam pesawat tersebut.
Salah satu penumpang yang bernama Yunus Setamanggi merupakan anggota DPRD Pegunungan Bintang. Ternyata orang yang dimaksud berada di Oksibil. Ada juga anggota dewan yang lainnya yakni Petrus Tekege, namun ternyata Petrus tak jadi naik pesawat ini.
Kepala Kantor Pos Jayapura Haryono mengatakan, dari 4 karyawannya yang ikut dalam pesawat itu, ada seorang bernama Teguh yang menggunakan manifes orang lain.
“Pak Teguh memakai manifest atas Nama Dewa Putu Raka. Sebab di menit-menut terakhir keberangkatan, Pak Dewa batal berangkat,” ujar dia kepada Liputan6.com di Jayapura, Senin (18/8/2015).
“Banyak nama yang tak sesuai dengan identitas penumpang sebenarnya. Trigana itu banyak calo tiketnya. Beberapa kali saya terbang ke Wamena atau Oksibil, saya selalu menggunakan manifes atas nama orang lain,” ungkap Asrida.
Kepala Supervisor Cargo Trigana Air Jayapura Ade Hermanto mengaku kesulitan memberantas calo Trigana. Pihaknya telah berusaha semaksimal mungkin untuk menertibkan calo-calo tersebut.
Sejumlah pejabat juga dikabarkan berada di dalam pesawat tersebut. Di antaranya Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Pegunungan Bintang Hosea Utopdana dan juga istri Kepala Distrik Kalomdol, yakni Endah Mustika Sari yang membawa dua serta anaknya.
Selain itu ada juga 2 nama anggota DPRD Pegunungan Bintang yakni Eki Kimpi dan Kepi Deal yang ikut dalam pesawt tersebut. (*)
(Foto : AVIASI/Tom)