Infopenerbangan – Keberhasilan Ari Askhara tak terlepas dari dukungan internal Garuda sendiri seperti jajaran manajemen dan karyawan Garuda, serta APG dan juga Sekarga.
Beberapa terobosan telah dilakukan oleh manajemen Garuda Indonesia yaitu restrukturisasi rute dengan memangkas rute- rute rugi, mengalihkan Hub penerbangan ke Eropa dari CGK menjadi DPS, membuka rute baru serta ekspansi pasar lainnya. Termasuk kebijakan yang kurang populer bagi pengguna jasa yaitu menaikkan harga tiket pesawat.
Garuda Indonesia juga menghadirkan inovasi layanan yang menyediakan fasilitas WiFi, film-film box office dengan pengalaman wide-angle screen dan layar 180/360, pengalaman hiburan menggunakan teknologi Virtual Reality di dalam pesawat serta menghadirkan “Acoustic on Board” di penerbangan tertentu dengan menghadirkan beberapa bintang ternama Indonesia.
Kemudian Garuda memperkenalkan aplikasi layanan “Garuda Indonesia Assistance” (GIA). Aplikasi itu merupakan fasilitas aplikasi voice assistance yang akan menjadi channel baru perusahaan dalam menjual produknya secara lebih nyaman.
Perjanjian kerjasama antara GMF AeroAsia (GMFI), anak usaha Garuda dengan Batam Aero Technic anak usaha Lion. Serta terakhir adalah upaya Ari Askhara mendorong terciptanya sinergi 10 BUMN guna menghidupkan kembali Merpati Nusantara Airline yang sudah 5 tahun mati suri.
Lalu merevitalisasi armadanya dengan mendatangkan pesawat baru Airbus A330-900NEO.
Garuda juga melakukan optimalisasi produk melalui pengembangan bisnis penerbangan kargo dan akan mendatangkan pesawat UAV atau Drone Kargo khususnya untuk melayani Wilayah Timur Indonesia.
Berita Terkait: AKHIRNYA.. MERPATI SIAP TERBANG LAGI
Dengan adanya berbagai upaya dan inovasi yang telah dilakukan, maka pada kuartal I 2019, Garuda berhasil membukukan laba sebesar USD19,73 juta atau setara dengan Rp281,18 miliar. Lalu Kuartal II USD4,11 juta atau setara dengan Rp58,15 miliar. Sehingga sampai dengan kuartal II, Garuda mampu meraih laba sebesar USD23,85 juta atau setara dengan Rp337,34 miliar.
Padahal seperti kita ketahui, bulan Januari hingga Mei adalah masa sepi penumpang dan bulan Juni baru demand mulai meningkat. Berikut fakta historis “monthly pax seasonnality” di maskapai penerbangan nasional secara umum:
Artinya manajemen Garuda dibawah kepemimpinan Ari Askhara sudah “on the track” dan melakukan berbagai upaya agar di saat low season masih mampu membukukan keuntungan. Sebenarnya dari poin ini sudah ada sinyal adanya perbaikan kinerja keuangan Garuda dimana prospek positif maskapai flag carrier Garuda Indonesia sedang berjalan mulai tahun 2019 ini.
<< Halaman Berikutnya (3) : Gebrakan dan Sinyal Turaround >>