Infopenerbangan.com – Pasca jatuhnya pesawat milik Ethiopian Airlines jenis Boeing 737 MAX 8 pada Minggu (10/3/2019), Badan Aviasi China melarang maskapai China menerbangkan pesawat Boeing 737 MAX 8 untuk sementara waktu.
Sejumlah maskapai China diketahui mengoperasikan pesawat Boeing 737 MAX 8 dalam jajaran armadanya. Seperti Southern Airlines Co yang mengoperasikan 16 unit pesawat Boeing 737 MAX 8 dan 34 unit lainnya dalam tahap pemesanan. Maskapai China Eastern Airlines Corp memiliki 13 unit dan Air China Ltd memiliki 14 unit.
Berdasarkan data Boeing pada Januari 2019, sejumlah maskapai China telah membeli pesawat Boeing 737 MAX 8 seperti Hainan Airlines Holdings Co dan Shandong Airlines Co.
Keputusan pemerintah China untuk tidak menerbangkan pesawat Boeing 737 MAX 8 dipandang memberi pengaruh terhadap reputasi Boeing. Sebab, maskapai China mencakup 20 persen dari total pengiriman pesawat Boeing 737 MAX 8 hingga Januari 2019.
Adapun pesawat seri 737 MAX 8 menyumbang hampir sepertiga dari laba operasional Boeing dan diperkirakan bakal menyumbang US$ 30 miliar terhadap pendapatan tahunan pabrikan pesawat tersebut. Produksi pesawat Boeing 737 MAX 8 pun dinaikkan menjadi 57 unit per bulan pada tahun ini.
Pesawat Ethiopian Airlines nomor penerbangan ET302 jatuh beberapa menit setelah lepas landas dari Addis Ababa menuju Nairobi, Kenya. Sebanyak 157 orang di dalam penerbangan tersebut tewas.
Ini adalah kecelakaan kedua yang menimpa Boeing 737 MAX 8 dalam lima bulan terakhir. Pada Oktober 2018 lalu, pesawat serupa milik Lion Air jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Indonesia.
Perwakilan Boeing menyatakan tengah mempersiapkan tim teknis untuk membantu investigasi jatuhnya pesawat naas milik Ethiopian Airlines tersebut. Pesawat yang jatuh itu baru dikirimkan pada November 2018 lalu. (*)
Baca juga: KEMENHUB LAKUKAN INSPEKSI DAN LARANG TERBANG SEMENTARA PESAWAT BOEING 737-8 MAX
Baca juga: LION AIR GROUNDED SEMENTARA 10 PESAWAT BOEING 737 MAX 8