Infopenerbangan,- Seminar diselenggarakan oleh Himpunan Taruna Jurusan Keselamatan Penerbangan (Kespen) STPI dengan tema ” Tinjauan Efektivitas Rute Penerbangan Jalur Selatan Serta Rencana Pengambilaihan Ruang Udara sektor A, B, C dan Dampaknya Terhadap Perkekonomian, Pertahanan dan Kedaulatan Nasional”.
Dalam sambutan pembukaan, Ketua STPI Capt. Novyanto Widadi, S. AP berharap acara seminar nasional ini akan membawa manfaat bagi dunia penerbangan Indonesia dan memperkuat kerja sama antara semua pihak dunia penerbangan nasional, serta dapat menjadi sumbangsih dalam program pengambilalihan ruang udara di atas Riau dan Natuna yang tengah diupayakan dan diharapan Presiden RI Joko Widodo. Diharapkan dalam waktu 3 sampai 4 tahun, Indonesia sanggup mengelola wilayah udara tersebut.
Kepala Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara Sri Lestari Rahayu, SH. LLM, mengatakan bahwa acara seminar ini membahas isu aktual untuk menindaklanjuti intruksi Presiden pada pertengahan September 2015, agar di lakukan percepatan pengambil alihan pengelolohan ruang udara dengan prosedural yang berlaku. Jika mengacu kepada UU No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, maka setelah 15 tahun ( Tahun 2024) diharapkan Indonesia dapat mandiri dalam mengelola ruang udara nasional.
Acara yg berlangsung sehari, Kamis (1/3/2018) tersebut dipandu oleh moderator Ir. R. Yuliantika MS. MH. PSCM. Pada sesi pertama, Direktur Operasi PT Garuda Indonesia Persero Tbk. Capt. Triyanto Moeharsono mengulas tentang jalur selatan Pulau Jawa yang lebih dikenal dengan rute T1. Triyanto mengusulkan perubahan rute untuk diperpendek dan lebih dekat ke pantai agar lebih ekonomis. Kasubdit Operasi Navigasi Penerbangan Kementerian Perhubungan Moh. Hasan Bashory ikut menambahkan tentang manfaat ruang udara di selatan Pulau Jawa tersebut pada sesi ini.
Pada sesi kedua, Manajer Lembaga Penyelenggaraan Pelayanan Navigasi Indonesia LPPNI (Airnav Indonesia) Moeji Soebagyo mengulas tentang kesiapan pengambilalihan ruang udara di kepulauan Riau dan Natuna, dilanjutkan pemaparan mengenai dampak pengambilan ruang udara sektor A, B, C terhadap pertahanan Negara oleh Angkatan Udara Marsada TNI Imran Baidirus, SE.
Sektor A, B dan C tersebut merupakan ruang udara tersibuk, mengingat letaknya sangat strategis karena banyak sekali penerbangan sipil melintas. Dari sisi pertahanan, misi operasi patroli rutin dan latihan militer juga kerap diadakan, namun masih dikelola oleh negara tetangga.(*YG)